Jejak Kontroversi PA 212 dari Masa ke Masa: Dulu Tolak Miyabi, Kini Coldplay

Ruth Meliana Suara.Com
Senin, 15 Mei 2023 | 14:46 WIB
Jejak Kontroversi PA 212 dari Masa ke Masa: Dulu Tolak Miyabi, Kini Coldplay
Ilustrasi PA 212. [ANTARA FOTO/Aruna/Adm/ama]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 kembali menghebohkan publik dengan pernyataannya menolak kedatangan band asal Inggris, Coldplay ke Indonesia.

Alasannya, band Coldplay dianggap membawa nilai-nilai pro LGBT dan ateisme. Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin mengatakan, sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Islam, pemerintah Indonesia seharusnya menolak kedatangan Coldplay.

"Kalau sampai menggelar konser di Indonesia karena selain Indonesia adalah negara mayoritas penduduknya umat Islam terbesar di dunia, juga LGBT sangat bertentangan dengan nilai Pancasila," kata Novel kepada Warta Ekonomi -- jaringan Suara.com.

Karena itulah Novel Bamukmin mendesak agar pemerintah menolak kedatangan band tersebut untuk menggelar konser di Indonesia pada 15 November 2023 mendatang.

Baca Juga: Coldplay Datang ke Indonesia, Banyak Orang Jadi FOMO, Berikut Lima Alasannya

Kontroversi penolakan Coldplay semakin menjadi-jadi, tatkala PA 212 mengancam akan mengerahkan ribuan orang untuk mengepung bandara saat kedatangan band tersebut, jika pihak panitia tetap menggelar konser.

Penolakan terhadap konser Coldplay bukanlan satu-satunya kontroversi yang pernah ditorehkan oleh PA 212.

Lalu apa saja kontroversi PA 212 lainnya? Simak ulasan berikut ini.

Tolak kedatangan Maria Ozawa

Pada pertengahan 2022 lalu, mantan bintang film dewasa asal Jepang Maria Ozawa atau Miyabi berencana menggelar acara gala dinner bersama para penggemarnya di Indonesia.

Baca Juga: Kontroversi Habib Bahar Smith Sebelum Mengalami Penembakan OTK

Rencana perhelatan acara tersebut lantas mendapatkan penolakan dari PA 212. Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin menyatakan dengan tegas kedatangan Miyabi di Jakarta.

Menurut dia, mengundang Miyabi ke Indonesia, terlebih dalam acara publik, sama saja dengan mempromosikan kemaksiatan yang bertolak belakang dengan agama dan nilai Pancasila.  

Tolak kedatangan Timnas Israel

Rencana kedatangan Timnas Israel ke Indonesia untuk mengikuti Piala Dunia U-20 beberapa waktu lalu tak luput dari penolakan PA 212.

Penolakan itu dilakukan dengan menggelar demonstrasi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta pada Senin (20/3/2023).

Alhasil, unjuk rasa tersebut berimbas pada lalu lintas di Kawasan Medan Merdeka Barat, sehingga kepolisian harus mengalihkan rute kendaraan yang akan melintas disana.

Selain itu, kepolisian juga menurunkan hingga 1.700 anggotanya untuk mengamankan aksi unjuk rasa PA 212 itu.

Tuntut Menag Yaqut dicopot

Pada 2022 lalu, PA 212 pernah menyuarakan agar Menteri Agama Taqut Cholil Qoumas dicopot dari jabatannya.

Hal itu menyusul terbitnya peraturan mengenai pedolan penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.

Yang membuat PA 212 meradang adalah pernyataan Menag Yaqut yang sempat membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.

Menanggapi hal itu, Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin menyatakan akan menggelar demonstrasi yang bertajuk “Aksi Bela Islam” yang menuntut pencopotan Yaqut.

Salah gerakan salat dalam aksi PA 212

Pada salah satu aksi PA 212 Maret 2022 lalu, sosok ulama bernama Fikri Bareno atau Buya Fikri menjadi sorotan publik.

Ia tertangkap kamera melakukan kesalahan dalam melakukan gerakan salat dalam aksi tersebut dan videonya beredar luas di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat Buya Fikri tengah salat di atas mobil komando. Namun yang jadi perhatian publik adalah, ia melakukan ruku dua kali sebelum melakukan sujud.   

Dinilai dekat dengan elit politik

Pengamat Politik Islam dari The Polical Literacy Muhammad Hanifudin mengatakan, kelompok PA 212 merupakan Gerakan pressure group atau kelompok penekan yang kerap kali beririsan dengan elit politik di Indonesia.

Menurut dia, meski selama ini PA 212 selalu bergerak mengatasnamakan umat Islam. Namun dalam praktiknya, gerakan yang dilakukan oleh PA 212 kerap membingkai isu yang nantinya berelasi dengan elit partai politik tertentu.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI