Suara.com - Para pemimpin ASEAN menyampaikan kekagumannya pada keindahan pemandangan Labuan Bajo dan Kapal Pinisi yang digunakan oleh Presiden Joko Widodo dalam menyambut tamu kenegaraan ini. Tapi tahukah Anda bagaimana sebenarnya sejarah Kapal Pinisi?
Kapal ini sendiri termasuk dalam jenis kapal tradisional, namun memiliki keindahan yang tidak bisa dibantah. Megah dengan ciri khas dua tiang utama dan tujuh buah layar, kapal ini dapat dengan mudah dikenali dari kejauhan.
Sejarah Kapal Pinisi
Dilansir dari laman resmi Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kapal Pinisi pertama kali dibuat oleh putra mahkota Kerajaan Luwu, yang bernama Sawerigading, pada abad ke-14 lalu.
Baca Juga: 5 Fakta Kapal Pinisi Jokowi dan Rombongan KTT ASEAN, Bikin Penumpang Terpukau
Catatan ini ditemukan dalam sebuah naskah La Galigo, dan menjadi bukti otentik pembuatan kapal megah tersebut. Kapal awal yang dibuat menggunakan pohon welengreng, atau dikenal dengan pohon dewata. Kayu dari pohon dewata dikenal memiliki karakter kuat dan kokoh.
Tujuan awal dari pembuatan kapal ini sendiri adalah untuk pelayaran ke negeri TIongkok, untuk mempersunting seorang gadis bernama We Cudai. Setelah berhasil mempersunting pujaan hatinya, ia memutuskan untuk menetap di negeri tersebut selama beberapa waktu.
Pada perjalanan pulang, kapalnya diterjang oleh badai besar dan mengakibatkan kapal tersebut terbelah menjadi tiga bagian berbeda. Tiga bagian ini masing-masing terdampar di wilayah Ara, Tanah Beru, dan Lemo-Lemo di Kabupaten Bulukumba.
Masyarakat sekitar kemudian membangun kembali pecahan kapal tersebut, dan menghasilkan karya megah yang disebut dengan Kapal Pinisi.
Bagian yang Wajib Ada pada Kapal Pinisi
Baca Juga: Momen Unik di Perhelatan KTT ASEAN 2023: Menteri Ngeband, Presiden Jokowi Goyang Maumere
Dibuat dengan menggunakan pakem yang jelas, setiap bagian dari Kapal Pinisi sendiri disebutkan dengan detail untuk menjadi panduan. Setidaknya terdapat enam bagian utama dari kapal megah ini.
- Pertama disebut dengan Anjong. Bagian ini berbentuk segitiga penyeimbang yang letaknya berada di bagian depan kapal.
- Kemudian bagian kedua adalah Sombala, atau layar utama. Ukurannya bisa mencapai 200 meter.
- Bagian ketiga disebut dengan Tanpasere atau layar kecil, yang berbentuk segitiga dan ada di setiap tiang utama.
- Keempat, bagian Cocoro Pantara atau layar bantu depan.
- Bagian kelima adalah Cocoro Tangnga, atau layar bantu tengah.
- Dan terakhir adalah bagian yang disebut dengan Tarengke, atau layar bantu di belakang.
Itu tadi sekilas mengenai sejarah Kapal Pinisi, kapal tradisional megah yang diperkenalkan Presiden Jokowi saat KTT ASEAN 2023. Semoga menjadi artikel yang bermanfaat!
Kontributor : I Made Rendika Ardian