Suara.com - Anggota Brigif Mekanis 14 Prada MW (22) diduga memacu kendaraan Nissan X-Trail dengan kecepatan 60 hingga 70 KM/jam saat menabrak pasangan suami istri Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65) hingga tewas di tempat.
Pantauan Suara.com mobil Nissan X-Trail dengan pelat nomor L 1877 LY itu telah disita di Danpom Jaya 2 Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Terlihat mobil tersebut mengalami kerusakan cukup parah pada bagian bumper depan sisi kanannya.
Danpomdam Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hadir Bey Anwar menyebut penyabab kecelakaan tersebut diduga karena Prada MW mengantuk. Ia memastikan yang bersangkutan tidak dalam kondisi mengonsumsi alkohol atau narkotika.
"Betul, yang bersangkutan memang mengambil jalur korban. Jadi memang karena ngantuknya itu. Biasa orang ngantuk sehingga kontrol kemudinya lepas, dia mengambil jalur yang berlawanan dan menabrak korban," kata Irsyad di Danpom Jaya Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga: Takut Dihakimi Massa, Alasan Prada MW Melarikan Diri Usai Tabrak Pasutri Hingga Tewas di Bekasi
Adapun berdasar pengakuan Prada MW, yang bersangkutan melarikan diri karena kalut dan takut dihakimi massa. Irsyad menyebut Prada MW merupakan prajurit baru yang belum memiliki pengalaman matang.
"Keterangan yang didapat anggota masih Prada belum punya pengalaman ditambah dengan mungkin rasa kalut. Jadi dia pergi meninggalkan TKP (tempat kejadian perkara) karena juga mungkin ada rasa ketakutan akan ada tindakan yang tidak terpuji (dihakimi)," ungkapnya.
Pomdam Jaya kekinian telah menetapkan Prada MW sebagai tersangka dan menahannya. Ia dijerat dengan Pasal 310 Ayat 4 Juncto Pasal 312 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dan atau Pasal 531 KUHP dengan ancaman maksimal 6 tahun penjara.
Selain terancam hukuman pidana, Prada MW juga terancam sanksi disiplin. Namun proses sanksi disiplin tersebut akan dilakukan usai perkara pidananya selesai.
"Sementara kita akan ikuti proses hukum dulu, karena ini ancaman hukumannya lebih dari 5 tahun dan cukup berat. Ada kemungkinan-kemungkinan juga yang bersangkutan akan dapat saksi hukum tambahan. Sehingga memang setelah itu diputuskan baru nanti akan ada hukuman sanksi administrasi atau yang disebut tadi saksi etik," jelas Irsyad.
Baca Juga: Bukan Mabuk, Prada MW Tabrak Pasutri di Bekasi hingga Tewas karena Ngantuk
Peristiwa tabrak lari ini diketahui terjadi di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (4/5) pagi.
Salah satu warga sekitar bernama Sofyan (30) menuturkan peristiwa tabrakan tersebut terjadi antar arah berlawanan alias adu banteng.
“Ada mobil dari arah Pasar Kecapi menuju ke arah Cibubur, kemungkinannya itu ada motor dari arah Cibubur juga, jadi berhadapan lah gitu,” tutur Sofyan.
Akibatnya, salah satu korban bernama Tiurmaida hingga melewati batas pagar sebuah kantor di sekitar kejadian. Ia bersama suaminya Sonder pun tewas di lokasi.
“Jadi saking kencengnya motor korban itu sampai rusak. Penumpangnya dua orang, laki-laki dan perempuan, yang pengendaranya laki-laki langsung tergeletak di depan pagar itu sementara yang perempuan terpental,” pungkasnya.