Takut Dihakimi Massa, Alasan Prada MW Melarikan Diri Usai Tabrak Pasutri Hingga Tewas di Bekasi

Rabu, 10 Mei 2023 | 18:33 WIB
Takut Dihakimi Massa, Alasan Prada MW Melarikan Diri Usai Tabrak Pasutri Hingga Tewas di Bekasi
Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hadir Bey Anwar saat merilis kasus anggota TNI tabrak pasutri hingga tewas di Bekasi. (Suara.com/M Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Brigif Mekanis 14 Prada MW (22) beralasan melarikan diri usai menabrak pasangan suami istri Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65) hingga tewas karena kalut dan takut dihakimi massa. MW merupakan Sopir salah satu komandan Brigif atau Danbrigif. 

Komandan Polisi Militer Kodam (Danpomdam) Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hadir Bey Anwar mengungkap hal tersebut berdasar hasil pemeriksaan terhadap Prada MW.

"Keterangan yang didapat anggota masih Prada belum punya pengalaman ditambah dengan mungkin rasa kalut. Jadi dia pergi meninggalkan TKP (tempat kejadian perkara) karena juga mungkin ada rasa ketakutan akan ada tindakan yang tidak terpuji (dihakimi)," kata Irsyad di Danpom Jaya 2 Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (10/5/2023).

Adapun, penyebab daripada kejadian tersebut diduga karena Prada MW mengantuk. Irsyad memastikan tidak ada pengaruh narkotika ataupun minuman beralkohol.

Baca Juga: Bukan Mabuk, Prada MW Tabrak Pasutri di Bekasi hingga Tewas karena Ngantuk

"Pengakuan mengantuk, untuk mengkonsumsi narkoba atau minuman keras tidak ada," ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan, lanjut Irsyad, diketahui pula bahwa kecepatan Nissan X-Trail yang dikemudikan Prada MW saat itu diperkirakan mencapai 60 hingga 70 KM/jam. Akibat mengantuk yang bersangkutan kemudian hilang kendali hingga menabrak korban.

"Betul, yang bersangkutan memang mengambil jalur korban. Jadi memang karena ngantuknya itu, biasa orang ngantuk sehingga kontrol kemudinya lepas, dia mengambil jalur yang berlawanan dan menabrak korban," jelasnya.

Pomdam Jaya kekinian telah menetapkan Prada MW sebagai tersangka dan menahannya. Ia dijerat dengan Pasal 310 Ayat 4 Juncto Pasal 312 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dan atau Pasal 531 KUHP dengan ancaman maksimal 6 tahun penjara.

Selain terancam hukuman pidana, Prada MW juga terancam sanksi disiplin. Namun proses sanksi disiplin tersebut akan dilakukan usai perkara pidananya selesai.

Baca Juga: Sopir Danbrigif Tabrak Pasutri di Bekasi hingga Tewas, Prada MW Resmi Tersangka dan Terancam 6 Tahun Penjara

"Sementara kita akan ikuti proses hukum dulu, karena ini ancaman hukumannya lebih dari 5 tahun dan cukup berat. Ada kemungkinan-kemungkinan juga yang bersangkutan akan dapat saksi hukum tambahan. Sehingga memang setelah itu diputuskan baru nanti akan ada hukuman sanksi administrasi atau yang disebut tadi saksi etik," beber Irsyad.

Tabrak Lari

Peristiwa tabrak lari ini diketahui terjadi di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (4/5) pagi.

Salah satu warga sekitar bernama Sofyan (30) menuturkan peristiwa tabrakan tersebut terjadi antar arah berlawanan alias adu banteng.

“Ada mobil dari arah Pasar Kecapi menuju ke arah Cibubur, kemungkinannya itu ada motor dari arah Cibubur juga, jadi berhadapan lah gitu,” tutur Sofyan.

Akibatnya, salah satu korban bernama Tiurmaida hingga melewati batas pagar sebuah kantor di sekitar kejadian. Ia bersama suaminya Sonder pun tewas di lokasi.

“Jadi saking kencengnya motor korban itu sampai rusak. Penumpangnya dua orang, laki-laki dan perempuan, yang pengendaranya laki-laki langsung tergeletak di depan pagar itu sementara yang perempuan terpental,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI