Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman yang menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah mengumandangkan perang karena menggunakan Istana Merdeka sebagai tempat kumpul partai politik pro pemerintah beberapa waktu lalu.
Ngabalin meminta Benny untuk belajar ulang menggunakan diksi yang tidak memancing amarah.
"Tidak usah pakai diksi kita orang timur mengumandangkan perang. Suruh belajar lah dulu, sekolah ulang deh. Sekolah lah dulu, ulang, enggak usah pakai ancam-ancam, diksi-diksi mengumandangkan perang," kata Ngabalin saat dihubungi, Selasa (9/5/2023).
Ngabalin kemudian mengajari Benny kalau dalam budayanya orang Jawa itu tidak ada namanya koar-koar semisal hendak berperang.
Baca Juga: Perludem Ingatkan Jokowi yang Undang Ketum Parpol di Istana Merdeka: Harusnya Pada Masa Cuti
"Orang Jawa itu mereka selalu menggunakan istilah menang tanpa ngasorake,menang tanpa mempermalukan. Kalau dia pergi perang dia tidak bawa pasukan, dia pergi perang tidak mengumandangkan," terangnya.
Ngabalin kemudian mempertanyakan sejumlah pihak yang menilai Jokowi tidak etis mengumpulkan ketua umum parpol pro pemerintah untuk membicarakan politik. Menurutnya, siapapun boleh datang apabila memang berkepentingan untuk Jokowi demi kestabilan negara.
"Tidak bolehkan presiden memanggil kepala-kepala pasar atau orang-orang di demonstran yang datang haruskah dengan pantofel? Tidak boleh kah orang datang dengan sendal jepit untuk ngobrol? Siapa saja boleh kalau presiden berkepentingan. untuk apa? Untuk menjaga stabilitas negara. apalagi dalam urusan politik," ungkapnya.
Benny Kritik Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menyinggung Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlalu ikut campur alias cawe-cawe dalam urusan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kalau misalkan kecurigaan itu benar dilakukan, Benny menganggap Jokowi tengah mengumandangkan perang.
Baca Juga: 'Ngarep Limpahan Kursi?' NasDem Ngegas Usai Didesak PPP Cabut dari Koalisi Jokowi
Jokowi tengah menjadi sorotan karena dianggap cawe-cawe dalam urusan mencari sosok calon presiden (capres) 2024. Tidak sedikit pihak juga mengkritisi Jokowi yang menjadikan Istana Merdeka sebagai tempat kumpul partai politik pro pemerintah untuk membahas hal tersebut.
"Jika benar Presiden tidak netral dalam pilpres dan pileg apalagi menjadikan Istana Presiden markas tim sukses capres tertentu maka Presiden Jokowi sebenarnya lagi mengumandangkan perang," kata Benny melalui akun Twitternya @BennyHarmanID dikutip Senin (9/5/2023).
Perang yang dimaksud Benny itu menggambarkan Jokowi tengah melawan rakyat. Benny lantas meminta kepada Jokowi untuk berhati-hati dan sadar diri kalau saat ini masih menjabat sebagai presiden yang menjadi lambang negara.
"Hati-hati Pak Jokowi, di dada bapak melekat lambang negara, lambang Presiden RI bukan lambang presiden dari kelompok atau presiden dari golongan tertentu," terangnya.