Suara.com - Karier Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Hasbi Hasan kini berada di ujung tanduk sebab dirinya resmi dinyatakan sebagai tersangka lain dalam kasus gratifikasi perkara di MA.
Sebelumnya, tersangka lain yakni Gazalba Saleh, yakni salah satu Hakim Agung Mahkamah Agung kedapatan mengirim aliran dana ke rekening Hasbi Hasan.
Kini, Hasbi Hasan terancam harus kehilangan kariernya yang telah ia bangun bertahun-tahun dan akan menanggung konsekuensi berat jika terbukti terlibat dalam tindak korupsi.
Rekam jejak Hasbi Hasan di dunia hukum
Baca Juga: Rekam Jejak Sekretaris MA Hasbi Hasan: Jadi Tersangka Suap, Tak Lapor LHKPN 3 Tahun
Pria kelahiran Menggala, Bandar Lampung tanggal 22 Mei 1967 ini merupakan salah satu orang penting di lingkup Mahkamah Agung.
Sebelum berkarier di dunia hukum, Hasbi Hasan menjalani studi di IAIN Raden Intan Lampung dan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di Institute of Business Law and Management (IBLAM) Jakarta.
Tak cukup berhenti di S1, Hasbi melanjutkan studi S2 di Program Pascasarjana STIH IBLAM Jakarta dengan fokus pada Hukum Bisnis. Hasbi tak puas mendapatkan gelar S2 dan lanjut S3 di Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan meraih gelar doktor.
Usai menyelesaikan studinya, Hasbi sempat menjajal beberapa posisi strategis di dunia hukum, seperti Direktur Pembinaan Administrasi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama dan Kepala Puslitbang Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Berkat kinerjanya, Hasbi diangkat sebagai Sekretaris MA sejak akhir 2020 lalu.
Baca Juga: Dikabarkan Sudah jadi Tersangka KPK, Kekayaan Sekretaris MA Hasbi Hasan Tembus Rp 2,4 Miliar
Lika-liku Hasbi di MA
Hasbi berkarier di dunia hukum dengan awal yang bagus, yakni ia menjadi Calon Hakim Pengadilan Agama pada Pengadilan Agama Pangkal Pinang pada tahun 1997 hingga 1999.
Selesai berkarier di Pangkal Pinang, Hasbi akhirnya dipindahkan ke Pengadilan Agama Tanggamus sebagai Hakim pada tahun 1999 hingga 2001.
Hasbi akhirnya berkesempatan untuk 'hijrah' ke Ibu Kota dan berkarier di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan diangkat sebagai Asisten Ketua Muda Mahkamah Agung di Lingkungan Peradilan Agama pada tahun 2002 hingga 2007.
Hasbi juga menjajal beberapa posisi strategis di MA sebagai berikut:
- Asisten Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non-Yudisial (2006)
- Eselon 2 sebagai Direktur Pembinaan Administrasi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (2015)
- Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi Agama Palu (2018)
- Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan BLDK Mahkamah Agung RI
Praktisi hukum sekaligus akademisi
Hasbi Hasan juga merupakan seorang akademisi, dibuktikan dengan pengabdiannya sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Jayabaya yang ia emban dari 2009 hingga 2019.
Hasbi sempat menjajal menjadi Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Ibnu Chaldun Jakarta pada tahun 2019 lalu.
Tak mau berhenti di situ, Hasbi juga membuktikan kepiawaiannya dalam ilmu hukum hingga diangkat menjadi Profesor (Guru Besar) bidang Ilmu Peradilan dan Ekonomi Syariah di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Kontributor : Armand Ilham