Suara.com - Dua orang WNA asal Rusia dideportasi melalui Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas II TPI Singaraja Bali usai melakukan pelanggaran etika di Pura Pengubengan Besakih, Kabupaten Karangasem.
"Tindakan tegas dari Imigrasi dapat menjadi pembelajaran untuk WNA lain yang berada di Bali dan tetap menjaga serta menghormati adat istiadat setempat," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Bali Barron Ichsan.
Ada momen yang menarik perhatian saat dua WNA yang merupakan sepasang suami istri berinisial SN (37) dan IN (35) itu hendak dideportasi. Keduanya nampak santai dan tengil saat diamankan oleh petugas.
Potret keduanya juga terekam kamera yang terlihat, WNA perempuan itu berpose cukup menantang ke arah kamera.
Terpisah, Kepala Kanim Kelas II TPI Singaraja Hendra Setiawan menjelaskan sebelumnya SN dan IN ditangkap bersama ML (29) karena menari dengan pakaian tidak pantas di area Pura Pengubengan Besakih.
Ketiga warga Rusia itu ditangkap pada Senin (1/5/2023) sekitar pukul 11.00 Wita di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, oleh tim dari Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kanim Kelas II TPI Singaraja dengan Kanim Kelas I TPI Denpasar.
Setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam, Kanim Kelas II TPI Singaraja tidak mendeportasi ML karena dinilai tidak bersalah.
Menurut Hendra, ML diajak oleh pasangan suami istri SN dan IN dan saat kejadian ML masih mengenakan pakaian layak dan tidak melakukan tindakan yang melanggar adat istiadat.
"Yang bersangkutan juga telah meminta maaf dan mengikuti upacara adat yang diwajibkan," tambahnya.
Baca Juga: Sudah Pulang Kampung ke Sukawati, Dokter Wayan Istirahat
Ketiga warga Rusia melakukan upacara permohonan maaf di Pura Pengubengan yang menjadi salah satu pura di kompleks Pura Besakih, pura terbesar di Bali.