Pengacara AG Klaim Sudah Dua Kali Laporkan Mario Dandy soal Kasus Pemerkosaan, tapi Ditolak Polisi

Kamis, 04 Mei 2023 | 19:56 WIB
Pengacara AG Klaim Sudah Dua Kali Laporkan Mario Dandy soal Kasus Pemerkosaan, tapi Ditolak Polisi
Mario Dandy Satriyo disebut sempat dua kali memperkosa AG. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengacara terdakwa anak AG (15), Mangatta Toding Allo, mengaku sempat ingin melaporkan Mario Dandy Satriyo terkait kasus pemerkosaan terhadap klinnya. Mario Dandy merupakan anak mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo.

Mangatta menyebut laporan pertama dilayangkan 2 Mei 2023. Namun laporan tersebut tak berbuah manis. Mangatta dan timnya kembali melaporkan Mario Dandy pada 3 Mei 2023.

Namun kedua laporan itu ditolak oleh pihak kepolisian. Alasannya, hanya pihak keluarga atau wali yang boleh membuat laporan tersebut dan membutuhkan hasil visum.

"Ditolak karena alasan laporan tersebut harus diajukan oleh orang tua atau wali pelapor," kata Mangatta kepada wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga: Waktu Penyidikan Habis, Kejati DKI Ingatkan Polda Metro Segera Lengkapi Berkas Perkara Mario Dandy

"Laporan kedua dibuat sesuai dengan arahan Petugas Piket SPKT Polda Metro Jaya, dan kembali ditolak dengan alasan harus dilakukan visum terhadap pelapor," imbuhnya.

Kendati begitu, Mangatta bersikukuh akan melaporkan Mario ke polisi. Sebab menurutnya, hubungan seksual yang dilakukan oleh Mario dan AG masuk dalam kategori statutory rape.

Tersangka Mario Dandy Satriyo (kiri), Shane Lukas  (tengah) dan AG yang memakai peran pengganti (kanan) saat rekonstruksi penganiayaan di David Ozora Latumahina di Perumahan Green Permata Residences, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). [Suara.com/Alfian Winnato]
Tersangka Mario Dandy Satriyo (kiri), Shane Lukas (tengah) dan AG yang memakai peran pengganti (kanan) saat rekonstruksi penganiayaan di David Ozora Latumahina di Perumahan Green Permata Residences, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). [Suara.com/Alfian Winnato]

"Dikarenakan pelapor merupakan anak berusia 15 tahun, maka hubungan seksual yang dilakukan MDS dan AGH adalah bentuk perbuatan yang dikategorikan sebagai statutory rape," jelas Mangatta.

Dalam laporannya, Mangatta menyertakan Pasal 76 D jucto Pasal 81 ayat (2) dan Pasal 76 E juncto Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang No 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak. Serta Undang-Undang No 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Baca Juga: Jonathan Latumahina Buka Suara, Ungkap Sikap Rafael Alun Tangani Kasus Penganiayaan Mario Dandy

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI