Head of Corporate Communication PT Angkasa Pura Aviasi, Dedi Al Subur mengatakan, petugas pengawas CCTV di Bandara Kualanamu setiap hari ada tiga orang dalam setiap shift kerja.
Namun ketika peristiwa terjatuhnya Aisiah, salah satu di antara mereka sedang mengikuti rapat di luar ruang CCTV. Meski begitu, menurut Dedi, tetap ada petugas lainnya yang mengawasi seluruh bandara melalui sekitar 500-an kamera CCTV.
Dedi juga membantah pernyataan pihak keluarga Aisiah yang mengaku tidak diperbolehkan melihat kamera CCTV pada malam korban hilang. Ia mengklaim petugas bandara tidak pernah menolak permintaan pihak keluarga untuk melihat rekaman CCTV dalam lift.
Ketika diminta oleh keluarga Aisiah, petugas bandara disebut telah menunjukkan rekaman CCTV yang diminta. Namun setelah itu, lanjut Dedi, pihak keluarga memilih untuk pulang, sementara petugas tetap melanjutkan pengecekan.
"Saat pengecekan (CCTV lift), sebelum memasuki jeda waktu kejadian sekitar pukul 20.35 WIB, waktu itu agak goyang dan (gambar) tidak jelas. Informasi dari pihak petugas seperti itu, sehingga proses pemantauan beralih ke area lain," ujar Dedi.
Dedi melanjutkan, pihaknya kini sudah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki terkait dugaan kelalaian petugas maupun sistem keamanan di Bandara Kualanamu.