Suara.com - Video mesum pasangan kekasih pria dan wanita mengenakan gelang tridatu simbol Sang Hyang Widhi menjadi sorotan. Polda Bali telah menangkap kedua sosok tersebut dan diamankan secara terpisah.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menyampaikan pengamanan tersebut diawali terhadap si perempuan. Kemudian berlanjut ke laki-laki yang ditangkap.
Kepolisian setempat turut menyelidiki dan mencari pengunggah pertama video mesum tersebut. Dalam video tersebut terlihat wajah gadis yang terlihat dan si pria tersamarkan.
Video tersebut disebarkan dengan akun anonim melalui Telegram.
Baca Juga: Viral Video Mesum Pasangan Bergelang Tridatu, Ketua PHDI Ajak Generasi Muda Eling Tahap Bharmacari
"Tersangka menyebarkan video mesum itu ke medsos Telegram dengan cara membuat akun anonim," ujar Kasubdit V Cyber Ditreskrimsus Polda Bali AKBP Nanang Prihasmoko, pada Selasa 2 Mei 2023.
Berkaitan dengan viralnya video tersebut, menarik membahas gelang tridatu simbol Sang Hyang Widhi. Berikut penjelasan gelang tersebut selengkapnya.
Gelang Tridatu kerap digunakan oleh warga Bali dan dijadikan buah tangan oleh wisatawan. Gelang ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu.
Hakikat dan Asal Usul Benang Tridatu
Gelang Tridatu adalah gelang yang dibuat dari benang warna merah, hitam, putih. Gelang ini merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi.
Baca Juga: Pelaku Video Mesum Gelang Tridatu Ditangkap, Polda Bali Kini Sasar Para Penyebar Lain
Penamaan benang ini terkait dengan ketiga warna benang penyusunnya yang disebut Tri Datu. Tiga warna benang itu melambangkan kesucian Tuhan yakni sebagai Brahma atau pencipta yang dilambangkan dengan warna merah.
Kemudian warna hitam melambangkan Wisnu atau pemelihara. Sementara warna putih menggambarkan Dewa Siwa atau pelebur.
Benang Tri Datu juga melambangkan Tri Kona. Tri Kona adalah tiga perjalanan hidup di dunia yakni kelahiran, kehidupan, dan kematian.
Jika seseorang mengenakan gelang tridatu, maka manusia tersebut diharapkan semakin mawas diri atas kehidupannya, kelahirannya, dan kematiannya. Manusia tersebut diharapkan selalu ingat Tuhan sebagai Sang Penciptanya.
Selain itu, gelang Tridatu diketahui juga sebagai sarana perlindungan dari kekuatan negatif. Oleh sebab itu, masyarakat meyakini jika mengenakan gelang tersebut, maka manusia itu terhindar dari hal negatif dan mampu berpikir lebih bijaksana.
Benang Tridatu memiliki keistimewaan yakni jalinan benangnya yang dibuat dengan sangat hati-hati. Ukuran benangnya sama, saling terikat dan tidak terlepas begitu saja.
Penggunaan Gelang Tridatu dalam Upacara Agama Hindu
Awalnya, benang ini dijadikan pengingat bagi seorang Hindu yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Benang Tridatu pertama kali dibagikan untuk pemedek yang tangkil ke Pura Dalem Ped di daerah Nusa Penida. Namun kini gelang tersebut telah dianugerahkan kepada pemendek yang datang.
Gelang ini pada dasarnya digunakan dalam upacara agama Hindu. Dalam upacara Manusa Yadnya, benang ini dipakai sebagai lambah panugrahan.
Dalam upacara Rsi Yadnya, benang ini digunakan sebagai selempang pada tubuh yang di diksa. Pada upacara bhuta Yadnya, benang ini sebagai pelengkap atas kekurangan sesembahan yang dilaksanakan.
Aturan Memakai Gelang Tridatu
Pemakaian gelang ini bermakna mengikatkan diri terhadap norma agama. Meski demikian, masyarakat agama lain juga dapat mengenakan gelang ini.
Namun, umat lain harus memperhatikan cara mengenakannya dan tidak boleh sembarangan. Contohnya yakni tidak boleh mengenakannya di pergelangan kaki karena dianggap pelecehan simbol agama Hindu.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma