Geger Pria Lampung Tembaki Kantor MUI, Ternyata Halu Mengaku Wakil Nabi

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 03 Mei 2023 | 07:54 WIB
Geger Pria Lampung Tembaki Kantor MUI, Ternyata Halu Mengaku Wakil Nabi
Kantor MUI ditembaki orang tak dikenal, Selasa (2/5/2023). (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selasa (2/5/2023), kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Menteng, Jakarta Pusat mendadak gempar. Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Mustopa NR (60) tiba-tiba meletuskan tembakan di siang hari sekitar pukul 11.00 WIB.

Peristiwa itu tak hanya menggemparkan, namun turut melukai satu pegawai MUI yang terluka di bagian punggung akibat terkena tembakan pelaku Mustopa. Satu pegawai lain terluka akibat terkena serpihan kaca imbas dari tembakan pelaku.

Kronologi Penembakan

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto membeberkan, peristiwa penembakan kantor MUI terjadi pada Selasa siang sekitar pukul 11.00 WIB. Mulanya, pelaku mendatangi kantor tersebut dan mengaku ingin bertemu Ketua MUI.

Baca Juga: Kutuk Keras Aksi Penembakan Kantor MUI Pusat, PPP ke Polisi: Transparan dan Usut Secara Profesional

Mengingat Ketua MUI tak hanya satu, pegawai resepsionis kemudian bertanya kepada pelaku hendak bertemu pimpinan MUI yang mana.

"Karena tak jelas hendak bertemu ketua MUI yang mana, pelaku ditahan oleh bagian pembinaan dan pengamanan dalam (Pamdal)," kata Irjen Karyoto.

Karena pelaku terus mendesak, petugas memutuskan untuk naik ke lantai empat gedung guna memberi tahu pimpinan bahwa ada tamu yang ingin bertemu.

"Sebelum dia (petugas) masuk lift, terjadi penembakan," kata Karyoto.

Usai meletuskan tembakan hingga mengenai satu pegawai MUI, pelaku mencoba kabur. Namun upayanya melarikan diri berhasil dicegah dan ditangkap.

Baca Juga: Kecam Aksi Penembakan di Kantor MUI, PP Pemuda Katolik Minta Masyarakat Tidak Terpancing

Pelaku Mustopa disebut pingsan saat ditangkap. Usai ditangkap, ia kemudian digelandang ke polsek setempat lalu dilarikan ke Puskesmas Menteng.

Suasana di Tempat Kejadian Perkara (TKP) usai terjadinya penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Selasa (2/5/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Suasana di Tempat Kejadian Perkara (TKP) usai terjadinya penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Selasa (2/5/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Saat di Puskesmas, dokter menyatakan pelaku sudah tewas. Namun belum diketahui secara pasti penyebab tewasnya pelaku. Karyoto mengatakan, jasad pelaku akan terlebih dahulu diperiksa, diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Dari penggeledahan, dari tas pelaku polisi mendapati sejumlah barang. Di mana ditemukan obat-obatan yang diduga milik pelaku. Polisi juga menyita barang bukti pistol yang digunakan pelaku untuk melakukan penembakan di kantor MUI.

Pelaku Seorang Residivis

Dalam keterangan lain, Direktrur Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, pelaku penembakan kantor MUI adalah seorang residivis. Namun pelaku bukan bagian dari jaringan terorisme.

Pelaku yang diketahui berasal dari Lampung itu merupakan seorang residivis dalam kasus perusakan.

Mengaku Wakil Nabi

Sementara itu, Kapolres Pesawaran, Lampung, AKBP Pratomo Widodo mengatakan, pelaku Mustopa sengaja mendatangi kantor MUI pusat untuk meminta pengakuan bahwa dirinya adalah wakil nabi.

Informasi itu didapat berdasarkan keterangan istri dari pelaku saat diperiksa sebagai saksi di Mapolsek Kedondong, Pesawaran.

"Berdasarkan keterangan istrinya, bahwa pelaku pamit dengan istrinya ke MUI Jakarta untuk minta pengakuan sebagai wakil nabi," katanya, Selasa (2/5/2023) malam.

rumah pelaku penembakan kantor MUI di Desa Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Pesawaran, dipasang garis polisi, Selasa (2/5/2023). [ANTARA]
rumah pelaku penembakan kantor MUI di Desa Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Pesawaran, dipasang garis polisi, Selasa (2/5/2023). [ANTARA]

Menurut dia, istri pelaku mengatakan bahwa pelaku berangkat ke Jakarta pada Senin (1/5/2023) malam menggunakan travel langsung menuju ke Kantor MUI.

AKBP Pratomo menyebut jika pelaku sempat meminta izin kepada istrinya dan meminta doa sebelum berangkat ke Jakarta.

"Jadi berdasarkan keterangan istrinya juga, bahwa pelaku ini tidak terlibat organisasi terlarang seperti teroris. Istrinya juga mengatakan bahwa tidak pernah ada tamu dari luar, pelaku hanyalah seorang petani," kata dia.

Ia menambahkan, pengakuan pelaku sebagai wakil nabi terjadi saat pelaku sebelum menikah pada tahun 1984 silam. Pelaku saat itu mendapatkan bisikan gaib bahwa dirinya merupakan seorang wakil nabi.

Setelah menikah, kemudian pelaku mengumumkan kepada masyarakat bahwa dirinya seorang wakil nabi.

"Tahun 1999 dia mengumpulkan orang ke rumahnya dan mengatakan bahwa dia adalah wakil nabi. Namun orang-orang tidak percaya bahwa dia wakil nabi," katanya.

Kemudian pada tahun 2016, pelaku memberanikan diri datang ke DPRD Lampung untuk meminta pengakuan bahwa dirinya sebagai wakil nabi.

Hingga akhirnya pelaku memberanikan berangkat ke Jakarta menuju MUI Pusat untuk meminta pengakuan bahwa dirinya sebagai wakil nabi.

"Dari sejarahnya intinya pelaku ini halusinasi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI