Suara.com - Politisi PDIP, Adian Napitupulu mengejek Prabowo Subianto bukan lawan sepadan Ganjar Pranowo sebagai capres. Dia bahkan begitu optimis Ganjar akan menang Pilpres 2024 karena melihat pengalaman Prabowo yang selalu kalah.
Menurutnya, pendukung Ganjar tidak khawatir terkait menghadapi Prabowo, mengingat Ketua Umum Partai Gerindra tersebut belum pernah mencatat kemenangan dalam Pemilu. Sejauh ini, Adian menyebut pengalaman Prabowo cuma kalah terus.
Simak profil elite PDIP yang ejek Prabowo bukan lawan Ganjar berikut ini.
Profil Adian Napitupulu
Baca Juga: Hengkang Dari Partai Prabowo Subianto, Sandiaga Uno Ungkap Alasan Ini
Adian Yunus Yusak Napitupulu, S.H. merupakan politikus dan mantan aktivis yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI. Dia berasal dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mewakili daerah pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) sejak tahun 2014.
Saat ini dia juga merupakan anggota Komisi VII DPR yang memiliki ruang lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi serta lingkungan hidup.
Pria kelahiran 9 Januari 1971 ini merupakan anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther. Ayahnya bekerja sebagai PNS di Kejaksaan RI, serta tercatat pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri di sejumlah kota seperti Kotamobagu, Kupang dan Barabai.
Adian sendiri semasa kecil kerap ikut orang tuanya berpindah tugas ke beberapa kota tersebut. Sang ayah wafat pada tahun 1981 ketika Adian bekerja di Kejaksaan Agung di Jakarta.
Riwayat pendidikan
Baca Juga: CEK FAKTA: Sandiaga Uno Pilih Dukung Anies Baswedan Ketimbang Ganjar Pranowo Secara Terbuka
Adian Napitupulu menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 01 Ciganjur, Jakarta dari tahun 1979 sampai 1985. Dia kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 166 Jakarta dari 1985 hingga 1988. Begitu lulus, ia lanjut sekolah ke SMA Negeri 55 Jakarta dan tamat pada tahun 1991.
Adian melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada 1991. Dikarenakan berbagai macam kegiatan aktivismenya, ia baru dapat menyelesaikan studi S1-nya itu pada tahun 2007.
Jejak organisasi hingga karier
Andian dikenal aktif dalam organisasi, seperti menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia sejak tahun 1992. Dia juga merupakan anggota Senat Mahasiswa FH UKI sejak tahun 1994. Andian pun merupakan pendiri Forum Kota/FORKOT pada tahun 1998 silam.
Pada tahun 2004, Andian mendirikan Solidaritas Advokasi Sutet Indonesia. Setahun setelahnya, dia menjadi sekjen 98 Center. Dia juga menjadi sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) pada tahun 2007.
Andian pun tercatat sebagai pendiri Benteng Demokrasi Rakyat (BENDERA) pada tahun 2009. Dia juga merupakan Posko Perjuangan Rakyat (POSPERA) pada tahun 2012.
Andian juga merupakan pendiri Kelompok Diskusi Prodeo (1994), Aliansi Pemuda Indonesia (API) (1996), hingga jadi penggagas Aksi Rakyat Bersatu (AKRAB) (1998) dan Rembuk Nasional Mahasiswa Indonesia 1 (1999).
Dia juga adalah penggagas Jaringan Kota (2000), penggagas Aliansi Rakyat Adili Soeharto (ARBAS) (2006), penggagas Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) (2013) dan penggagas Konsolidasi Demokrasi Indonesia (KDI) (2013).
Karier Adian dimulai ketika menjadi karyawan di Total Group pada tahun 1990-1991. Dia kemudian menjadi Sekretaris Eksekutif di LBH Nusantara Jakarta pada tahun 1996-1997.
Adian juga pernah jadi konsultan hukum tahun 2007-2008 di Kota Law Office. Dia tercatat sebagai anggota PDIP sejak tahun 2019 hingga saat ini.
Kontributor : Trias Rohmadoni