Ojol hingga Racun, 4 Kejanggalan Kematian AKBP Buddy yang Dibantah Polisi

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 02 Mei 2023 | 12:08 WIB
Ojol hingga Racun, 4 Kejanggalan Kematian AKBP Buddy yang Dibantah Polisi
Lokasi AKBP Buddy Tewas. [Suara.com/ Faqih Fathurrahman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus kematian Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur (Kasat Jaktim) AKBP Buddy Alfrits Towoliu terus menjadi sorotan. Diketahui jasad AKBP Buddy ditemukan di rel Stasiun Jatinegara pada Sabtu (29/4/2023). 

Namun ada sederet kejanggalan yang mewarnai kematian AKBP Buddy yang diungkap pihak keluarga kemudian dibantah polisi. Simak penjelasan berikut ini.

1. Naik Ojol

Polisi memastikan AKBP Buddy Towoliu tidak naik ojek online (ojol) ketika menuju Stasiun Jatinegara sebelum ditemukan tewas di rel kereta. Rekaman CCTV memperlihatkan korban berjalan seorang diri saat menuju Stasiun Jatinegara.

Baca Juga: Netizen Minta Penelusuran Atas Kejanggalan Kedekatan Suami Iis Dahlia dengan Anak Tirinya

Sebelumnya kerabat AKBP Buddy, Cyprus A Tatali merasa ada yang janggal dengan kematian sang ponakan. Salah satunua terkait kendaraan yang dipakai Buddy saat berangkat dan keluar dari Polres Metro Jaktim. 

Cyprus menyebut Buddy sempat ditelepon oleh seseorang sehingga diduga terburu-buru dan pergi menggunakan ojol sebelum akhirnya ditemukan tewas. Pihak keluarga juga menolak dugaan AKBP Buddy bunuh diri.

2. Telepon Misterius

Selain itu kepolisian memastikan AKBP Buddy tidak menerima panggilan misterius sebelum ditemukan tewas. Sosok yang berkomunikasi dengan korban sebelum tewas adalah keluarga dan anak buahnya.

"Tdak ada itu telepon dari orang tak dikenal dan sebagainya," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dhimas Prasetyo di Polres Metro Jakarta Timur pada Senin (1/5/2023).

Baca Juga: Keluarga Cabut Keterangan, Apa Yang Terjadi Sebelum AKBP Buddy Alfrits Tewas Tertabrak Kereta Api?

Saat ini polisi tengah menunggu hasil visum resmi terkait kematian AKBP Buddy. Polisi juga akan memeriksa hasil digital forensik handphone milik korban.

3. Dibunuh

Keluarga membantah penyebab kematian AKBP Buddy karena bunuh diri. Mereka menilai dugaan bunuh diri tidak memiliki motif kuat  karena korban dikenal baik dan tidak mempunyai masalah.

Pihak keluarga menduga AKBP Buddy tewas dibunuh karena satu jam sebelum korban ditemukan tewas, korban berada di kantor Polres Metro Jakarta Timur kemudian menerima telepon dari seseorang. 

Namun pernyataan keluarga tersebut dibantah pihak kepolisian yang menjelaskan kronologis kematian AKBP Buddy. Berdasarkan keterangan saksi, Buddy terpantau sempat berjalan ke arah rel kereta sebelum akhirnya tertabrak kereta api.

Diungkap awalnya AKBP Buddy berjalan seorang diri dari kawasan Polres Metro Jaktim pada Sabtu (29/4/2023) sekitar pukul 09.12 WIB. Hal ini diketahui usai polisi menyisir rekaman CCTV dari polres hingga Stasiun Jatinegara. AKBP Buddy kemudian sampai di Stasiun Jatinegara pada pukul 09.21 WIB seorang diri. 

Polisi juga telah meminta keterangan masinis dan asisten masinis Kereta Api Tegal Bahari yang menabrak AKBP Buddy. Berdasarkan keterangan masinis, AKBP Buddy berjalan ke jalur tiga, lintasan yang akan dilewati oleh kereta api.

AKBP Buddy juga disebut berjalan ke arah rel kereta jalur tiga seorang diri. Tak berselang lama tubuh AKBP Buddy tertabrak kereta yang melintas di lokasi. Jasad korban kemudian ditemukan sudah terbagi menjadi beberapa potongan.

4. Tak Ada Racun

Berdasarkan pemeriksaan tubuh AKPB Buddy yang dilakukan Puslabfor Polri, tak ditemukan adanya kandungan racun dalam tubuh korban. Kesimpulan itu didapat usai pihaknya memeriksa 6 barang bukti dari penyidik. 

"Setelah kita teliti keenam barang bukti yang telah diterima, ternyata kita dapatkan hasil untuk pestisida seluruhnya negatif, arsenik seluruhnya negatif, sianida seluruhnya negatif, alkohol negatif dan narkoba negatif," kata Kabid Kimia Biologi Forensik Puslabfor Polri Kombes Wahyu Marsudi di Polres Metro Jakarta Timur pada Senin (1/5/2023).

Dari temuan itu pihak Puslabfor Polti menyimpulkan kematian AKBP Buddy bukan karena kandungan racun yang masuk ke dalam tubuh.

Dokter spesialis forensik RS Polri Asri Megaratri Pralebda menambahkan pihaknya juga ikut memeriksa tubuh korban. Temuan pihaknya yakni adanya luka-luka di sejumlah tubuh AKBP Buddy yang dipastikan berasal dari benturan dengan benda yang memiliki kecepatan tinggi.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI