Suara.com - Sudah tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki tradisi lebaran ketupat? Lebaran ketupat merupakan tradisi masyarakat Jawa, salah satu dari cara merayakan hari raya Idul Fitri. Sosok dibalik tradisi ini adalah Sunan Kalijaga. Lantas seperti apa profil Sunan Kalijaga dan bagaimana hubungan antara keduanya terjalin?
Sejarahnya dimulai dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga sebenarnya adalah seorang putra mahkota bernama Raden Mas Sahid. Namun, ia terpilih menjadi salah satu Wali di tanah jawa untuk menyebarkan agama Islam. Caranya dalam menyebarkan agama Islam adalah dengan meleburkan ajaran agama ke dalam tradisi tanah Jawa.
Sunan Kalijaga ini memperkenalkan ketupat dalam bentuk lebaran ketupat dengan filososi sebagai berikut.
Dikutip dari nu.or.id, Ketupat memiliki istilah pendek berupa Kupat, yang dalam bahasa Jawa artinya Ngaku Lepat dan Ngaku Papat. Ngaku Lepat bermakna mengakui kesalahan-kesahan yang sudah diperbuat.
Baca Juga: Asal Usul Lebaran Ketupat, Tradisi Umat Muslim di Jawa Setiap 8 Syawal
Sedangkan Ngaku Papat memiliki arti empat tindakan. Maka, makna di balik ketupat ini adalah mengakui kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat baik yang dingaja maupun tidak disengaja.
Sedangkan lebaran dalam bahasa Jawa memiliki makna melimpah. Oleh karenanya, saat hari raya idul Fitri kita akan melihat ketupat melimpah dan orang-orang juga berbagai rezeki melalui zakat fitrah. Ini juga menandakan kebaikan dan rasa persaudaran berlimpah pada hari raya tersebut.
Lebaran ketupat sendiri diperingati setiap tanggal 8 syawal setelah dilaksanakannya puasa syawal. Pada tanggal 1 syawal, orang-orang akan memperingati hari raya idul fitri, momen di mana umat Islam melaksanakan shalat ied.
Kemudian, di hari kedua, tanggal 2 syawal sampai tanggal 7 syawal, umat Islam melaksanakan puasa sunnah bulan syawal. Puasa ini dilaksanakan bagi mereka yang mampu. Kemudian, tanggal 8 Syawal, mereka merayakan lebaran ketupat. Pada momen ini, kita dapat melihat sajian ketupat dengan lauknya yang berlimpah.
Lantas siapa Sunan Kalijaga sebenarnya? Kenapa ia repot-repot memperkenalkan lebaran ketupat kepada masyarakat? Cek profilnya di bawah ini.
Baca Juga: Dirayakan Satu Minggu usai Idul Fitri, Apa Itu Lebaran Ketupat
Profil Sunan Kalijaga
Berdasarkan catatan infobiografi, Sunan Kalijaga bernama asli Joko Said, lahir tahun 1450 M. Ia adalah putra adipati Tuban, sehingga sebenarnya ia adalah seorang pangeran.
Sebagai anak, Joko Said sering melawan ayahnya karena menetapkan pajak tinggi kepada rakyatnya. Puncak pembangkangannya adalah ia membongkar lumbung panen Kadipaten dan membagi-bagikan padi dari lumbung kepada rakyat yang menderita kelaparan.
Tindakannya itu membuat Joko Said dihukum. Joko Said diusir dari Kadipaten. Pengusiran ini membuat Joko Said semakin keras, ia menjadi perampok yang ditakuti di seluruh uban. Akan tetapi, ia bertindak seperti robin hood, perampok yang membagikan hasil rampokan kepada rakyat miskin.
Suatu hari, ia bertemu dengan Sonan Bonang. Pertemuan ini mengubah perjalanan hidupnya. Ia memutuskan menjadi murid Sonan Bonang. Syarat menjadi muridnya adalah menjaga tongkatnya di pinggir sungai sampai sang sunan kembali.
Ketika sang sunan kembali, tiga tahun kemudian, Sonan Bonang melihat kesungguhan Joko Said. Pada saat itu, Sonan Bonang lalu mengganti nama Joko Said menjadi Sunan Kalijaga. Sunan Bonang memberinya pakaian dan ajaran Agama.
Sunan Kalijaga kemudian melanjutkan dakwahnya dengan nama Sunan Kalijaga. Cara Sunan Kalijaga memberikan dakwah agama Islam kepada masyarakat Jawa adalah menyatukan ajaran agama dengan budaya masyarakat setempat.
Itulah kenapa tercipta lebaran ketupat. Pada masanya, ketupat sudah menjadi bagian dari kuliner lokal. Sunan Kalijaga memperkuatnya dengan filosofi dan ajaran agama.
Demikian itu profil Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menggagas tradisi lebaran ketupat. Semoga dapat dipahami.
Kontributor : Mutaya Saroh