Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sepanjang perjalanan kariernya kerap menjadi wakil para politisi-politisi besar dan mendampingi mereka dalam berbagai jabatan strategis.
Setidaknya, Sandiaga pernah mendampingi Anies Baswedan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ia juga melepaskan jabatannya tersebut untuk selanjutnya mewakili Prabowo Subianto maju di Pilpres 2019, meskipun tak mampu mengungguli pasangan Jokowi-Maruf.
Sepanjang perjalanan kariernya sebagai 'wakil langganan' tersebut, Sandiaga kerap mengalami jatuh dan bangun.
Dampingi Anies Baswedan pimpin Ibu Kota, sempat beri utang buat kampanye
Baca Juga: Anies Baswedan Pamer Baca Buku Krisis Hutang Besar, Sindir Pemerintah?
Perjalanan karier Sandiaga di kancah perpolitikan bermula ketika dirinya didapuk menjadi calon Wakil Gubernur DKI mendampingi Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta.
Tepatnya pada 23 September 2016, Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra mengumumkan bahwa Anies akan berduet dengan Sandiaga di Pilkada DKI Jakarta.
Keduanya akhirnya berhasil menggaet suara terbanyak, dengan unggul dengan perolehan 57,96% suara pada perputaran kedua Pilkada.
Anies dan Sandiaga dilantik dan mengangkat sumpah jabatan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta dan mulai menjabat sejak 16 Oktober 2017.
Sandiaga terbilang telah berkorban banyak untuk memuluskan safari politik dirinya dan Anies, terutama saat Wakil Ketua Umum Gokar Erwin Aksa dalam podcast Akbar Faizal Uncesored di Youtube, Sabtu (4/2/2023) mengungkap bahwa Anies berutang kepada Sandiaga sebanyak Rp 50 miliar.
Baca Juga: Posting Foto Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno di Akun Twitter, Gibran Ungkap Alasannya
Uang puluhan miliar Rupiah itu digunakan untuk membiayai logistik Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dampingi Prabowo di Pilpres 2019 dan berujung kalah
Parpol koalisi pendukung Prabowo pada Pilpres 2019 resmi mengusung nama Sandiaga Uno sebagai cawapresnya.
Otomatis, Sandi harus rela melepaskan kariernya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta yang sudah aman demi mendampingi Prabowo.
Sayangnya, keduanya tak berhasil unggul melawan pasangan Jokowi-Maruf. Adapun Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang telak dengan perolehan suara 55,50%, diikuti oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50%.
Tak cukup di situ, pihak Prabowo sempat mengajukan sengketa lantaran tak terima dengan hasil perhitungan suara, namun Mahkamah Konstitusi menolak gugatan sang Ketum Gerindra.
Meski tak berbuah manis saat dampingi Prabowo, Jokowi memberikan kesempatan bagi Sandiaga Uno untuk menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rela pindah ke PPP, bakal berjaya bareng Ganjar?
Sandiaga kini resmi angkat kaki dari Gerindra dan hingga detik ini belum memiliki partai untuk menaungi kariernya sebagai politisi.
Baru-baru ini, muncul kabar bahwa Sandiaga punya rencana untuk bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Terkait wacana tersebut, Sandiaga mengaku tak ingin terburu-buru dan membiarkan jalan perpindahan partainya berjalan dengan alamiah.
"Intinya ada langkah yang secara alamiah saja, tidak usah terburu-buru," ujar Sandiaga Uno kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Jika nantinya Sandiaga jadi masuk PPP, maka nasibnya terbilang cukup terjamin. Sebab, PPP kini telah memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024 sebagai capres.
Berkaca dari situ, maka Sandiaga berpotensi untuk diberi kesempatan mendampingi Ganjar sebagai cawapres.
Kontributor : Armand Ilham