Hambali, Otak Bom Bali 2002 Pekan Ini Disidang di Kamp Guantanamo

Reza GunadhaABC Suara.Com
Senin, 24 April 2023 | 20:27 WIB
Hambali, Otak Bom Bali 2002 Pekan Ini Disidang di Kamp Guantanamo
Seorang perwira Polisi Indonesia menunjukkan foto Hambali dalam jumpa pers 21 Agustus 2003 di Jakarta, Indonesia. [DIMAS ARDIAN/GETTY/BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pada 1997 Hambali mengirim Imam Samudra, Noordin Top, dan Azahari [Husin] ke Filipina untuk menjalani latihan militer. Azahari kemudian melatih begitu banyak teroris lain untuk membuat bom yang digunakan dalam serangan di Indonesia, termasuk pengeboman Hotel Marriot tahun 2003.

"Bulan Desember 2001, Hambali bertemu Azahari, Mukhlas, dan pelaku bom Bali lainnya di Thailand, dan meminta mereka untuk mempersiapkan serangan dengan sasaran negara-negara Barat, kedutaan asing dan tempat-tempat yang banyak didatangi warga asing."

Mbai mengatakan Hambali mengakui bahwa Al Qaeda memberikan dana sebanyak A$52 ribu (sekitar Rp520 juta} yang kemudian disalurkan kepada Mukhlas.

Dia mengatakan Mukhlas  juga memberikan $50 ribu dolar kepada saudara laki-lakinya di Pakistan dan $12 ribu kepada Noordin Top dan Azahari.

"Ini bukti yang penting bahwa Hambali tidak saja dalang utama, tapi juga berperan dalam pendanaan dan mengarahkan serangan," kata Mbai.

Penyidik lain mengatakan saat itu walau pada awalnya Imam Samudra membantah mengenal Hambali, ia kemudian mengubah ceritanya ketika dia dikonfrontasi dengan berbagai bukti yang ada.

Penyiksaan, pengadilan dan Guantanamo

Hambali ditahan di Thailand kurang dari setahun setelah ledakan bom Bali dan pernah ditahan di beberapa tempat yang dikelola CIA di mana dia mendapat penyiksaan sebelum ditahan di Guantanamo Bay tahun 2006.

Belakangan muncul laporan bahwa dia mendapat siksaan tidak boleh tidur dan tidak mendapat makanan, disiksa dengan metode yang disebut "walling" di mana lehernya dipasang tali dan dia berulang kali dihantam ke arah dinding.

Baca Juga: Densus 88 Antiteror Kontak Senjata Terduga Teroris di Hutan Lampung: Ahli Senjata dan Tokoh

Tim Hodes mengatakan metode penyiksaan membuat Hambali tidak akan mendapat peradilan yang adil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI