Suara.com - Usai merayakan Idul Fitri, umat Muslim di Indonesia biasanya akan melanjutkan dengan syawalan. Perayaan yang identik dengan berkumpul bersama keluarga dan bermaafan ini memang hanya ada di Indonesia saja loh.
Lantas, bagaimana akhirnya acara ini bisa tercipta? Simak informasinya berikut.
Tradisi yang juga kerap disebut dengan lebaran ketupat ini merupakan ajang diadakannya kumpul keluarga untuk menjalin silaturahmi sekaligus saling memaafkan.
Baca Juga: Amalan Bulan Syawal yang Memiliki Pahala Berlimpah
Umar Kayam pernah menyebutkan bahwa syawalan merupakan akulturasi antara budaya Jawa dan Islam. Pasalnya, cara ini banyak digunakan ketika dulunya Islam mulai bersinggungan dengan budaya Jawa dan kerap menimbulkan ketegangan.
Alhasil, dipercaya bahwa dulunya ulama dari Jawa menciptakan akulturasi antara agama dan budaya.
Meski sampai saat ini belum diketahui secara pasti, banyak ahli berpendapat bahwa Halal Bi Halal pertama kali dirilis oleh KGPAA Mangkunegara 1 atau pangeran Sambernyawa yang dulunya hendak mengadakan pertemuan dengan Raja dan Punggawa dan bertepatan dengan perayaan Idul Fitri.
Meski awalnya memang dari kebudayaan Jawa, saat ini syawalan sudah banyak dirayakan hampir di seluruh Indonesia.Bahkan tidak sedikit pula umat beragama lain yang ikut merayakannya dengan niat utama bersilaturahmi.
Perayaan syawalan di masing-masing daerah
Baca Juga: Kapan Puasa Syawal Mulai Dilaksanakan? Jangan Sampai Salah dan Ketinggalan, Ini Jadwalnya
Meski secara garis besar syawalan diadakan untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan, beberapa wilayah di Indonesia memiliki caranya tersendiri untuk merayakannya. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Grebeg syawal di Yogyakarta
Perayaan bulan Syawal diadakan dengan iring-iringan atau arak-arakan prajurit Keraton Yogyakarta yang mengawal tujuh gunungan berisi hasil bumi yang beragam.
Tujuh gunungan tersebut akan diarak dari pagelaran keraton ke halaman Masjid Agung di Kauman yang jaraknya satu kilometer.
2. Terater Madura
Budaya Syawalan di Madura ini akan diadakan pada tanggal 7 syawal tepatnya usai menyelesaikan puasa sunnah Syawal.
Treater Madura adalah pengumpulan makanan berupa ketupat dan opor atau ayam goreng ke masjid untuk kemudian didoakan bersama.
Usai didoakan, makanan akan dibagikan kepada masyarakat miskin, janda yang tidak mampu, dan orang tua yang tidak bisa memasak opor dan ketupat.
3. Lopis Raksasa di Pekalongan
Diadakan setiap tanggal 8 syawal, Lopis Raksasa di Pekalongan merupakan pembuatan lopis setinggi dua meter dengan diameter 1,5 meter, dan berat mencapai 225 kilogram.
Lopis tersebut kemudian akan diperebutkan oleh warga sebagai bentuk berkah. Lopis yang memiliki tekstur lengket dianggap sebagai makanan pengerat silaturahmi masyarakat setempat.
4. Hias perahu di Pasuruan
Sesuai dengan namanya, perayaan syawalan di Pasuruan ini dilaksanakan dengan menghias perahu menggunakan rumbai dan bendera warna-warni di pesisir Lekok.
Untuk memeriahkan acara, biasanya juga akan diadakan tarik tambang, ski di atas lumpur, dan tari nelayan.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri