Suara.com - Mamadou Tangara, Menteri Luar Negeri Gambia melakukan kunjungan ke Daerah Otonomi Xinjiang, wilayah setingkat provinsi di baratdaya China pada Jumat (21/4/2023).
Dikutip dari kantor berita Antara, Xinjiang adalah daerah otonomi yang paling banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur.
Sedangkan Gambia sendiri adalah negara di Afrika Barat yang bergabung kembali sebagai negara-negara persemakmuran Inggris (The Commonwealth of Nations) pada 2018 setelah menyatakan keluar pada 2013. Berdasar persentase pemeluk agama di negara ini, 95,7 persen adalah Muslim dan 4,2 persen adalah Roma Katolik (berdasar www.state.gov, Red).
Dalam kunjungan ini, Menteri Luar Negeri Gambia Mamadou Tangara diterima oleh Ketua Partai Komunis China (CPC) Xinjiang, Ma Xingrui.
Baca Juga: Kapal Perang AS Melintas di Selat Taiwan, China Auto Meradang
Kepada tamu negara asal Gambia ini, Ma Xingrui menjelaskan bahwa hak asasi warganya dilindungi secara hukum. Masyarakat Xinjiang menikmati hasil pembangunan dan bisa hidup harmonis di antara semua kelompok etnis.
"Mister Tangara bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa bahagianya kehidupan sehari-hari warga lokal," paparnya sebagaimana dikutip kantor berita Antara dari media lokal, Tianshan Net, Jumat (21/4/2023).
Dalam pemaparannya, Ma Xingrui menyatakan bahwa daerahnya akan meningkatkan kerja sama dengan komunitas internasional. Oleh sebab itu, diharapkan bakal adanya peningkatan kerja sama pragmatis dengan Gambia.
Sementara itu, Mamadou Tangara juga menyatakan bahwa negerinya sangat berharap terjalin peningkatan kerja sama dengan Xinjiang di bidang energi.
Baca Juga: China Klarifikasi Soal Zona Larangan Terbang di Utara Taiwan