Apa Itu Lebaran Ketupat? Tradisi Seminggu Setelah Idul Fitr

Rifan Aditya Suara.Com
Minggu, 23 April 2023 | 06:09 WIB
Apa Itu Lebaran Ketupat? Tradisi Seminggu Setelah Idul Fitr
Ilustrasi: sejumlah ASN yang telah diizinkan pulang merayakan "Lebaran Topat" 1443 Hijirah, memburu pedagang ketupat beserta makanan pendamping lainnya seperti opor ayam, daging, telur, urap serta jajanan khas "bantal" di sepanjang Jalan Airlangga, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk disantap bersama keluarga. Senin (9/5-2022). (Foto: ANTARA/Nirkomala) - apa itu lebaran ketupat
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi kebanyakan orang, ketupat dan Lebaran merupakan sebuah kesatuan antara perayaan dan sajian khas di dalamnya. Namun bagi umat Muslim di Indonesia, khususnya suku Jawa, ada sebuah perayaan saat Idul Fitri yang memang dinamakan dengan Lebaran Ketupat.

Lantas, apa yang membedakan Lebaran Ketupat dengan lebaran pada umumnya? Simak informasi berikut.

Apa itu lebaran ketupat?

Mengutip dari laman NU Online, lebaran ketupat adalah perayaan hari raya Idul Fitri yang biasanya dilakukan satu minggu setelah tanggal 1 Syawal. Di Klaten, lebaran ketuat juga dikenal dengan sebutan kenduri ketupat. Sementara di wilayah lainnya, ini juga kerap disebut syawalan.

Baca Juga: Jadi Mualaf Tanpa Sepengetahuan Nathalie Holscher, Adik Kakak Nikmati Lebaran Idul Fitri Bareng

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Jawa, perayaan ini merupakan bentuk untuk memperkuat kebersamaan.

Sesuai dengan namanya, perayaan ini tentu tidak terlepas dari makan ketupat bersama. Namun sebagai pendamping biasanya juga akan disajikan sambal goreng hingga bubuk kedelai.

Di beberapa wilayah, ketupat dan berbagai lauk yang mendampinginya biasanya akan didoakan bersama oleh warga sebagai perwujudan dari filosofi ketupat itu sendiri yaitu mengaku lepat atau mengaku salah kepada Allah SWT.

Sejarah lebaran ketupat

Seorang budayawan bernama Zastrouw Al-Ngatawi menyebutkan bahwa tradisi kupatan sudah muncul sejak era Wali Songo dengan memanfaatkan tradisi slametan yang memang sudah ada di masyarakat.

Baca Juga: Jumlah Penumpang Kendaraan Umum Hingga H-1 Lebaran Nyaris Capi 6,5 Juta Orang

Tradisi lebaran ketupat kemudian dijadikan sebagai sarana untuk mengajarkan ajaran Islam tentang rasa syukur, bersedekah, dan silaturahmi saat lebaran.

FIlosofi ketupat

Dalam bahasa Jawa, ketupat atau kupat diambil dari kata ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Dengan begitu maka ketupat dapat diartikan sebagai simbol permohonan maaf akan segala salah.

Sementara itu, bungkus ketupat berupa janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa. Sedangkan bentuk segi empat adalah cerminan prinsip “kiblat papat lima pancer” yang berarti ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah SWT.

Rumitnya pembuatan bungkus ketupat mencerminkan berbagai kesalahan manusia, sedangkan warna putih di dalam ketupat berarti kesucian setelah memohon ampunan.

Selain itu, ketupat biasanya disajikan lengkap dengan opor atau olahan ayam berkuah santan. Pemilihan lauk ini rupanya juga menyimpan filosofi. Pasalnya santen dalam Bahasa Jawa kerap diartikan sebagai pangapunten atau permintaan maaf.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI