Asal-Usul Ketupat Lebaran, Cocokologi Mana yang Anda Percaya?

Rifan Aditya Suara.Com
Sabtu, 22 April 2023 | 13:43 WIB
Asal-Usul Ketupat Lebaran, Cocokologi Mana yang Anda Percaya?
Ilustrasi asal usul ketupat lebaran (Mufid Majnun on Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketupat, menjadi salah satu hal paling umum ditemukan saat waktu lebaran tiba. Hal serupa juga berlaku pada perayaan Idul Fitri 2023 ini, dimana hampir setiap rumah pasti memiliki persediaan ketupat yang cukup banyak. Tapi tidakkah Anda penasaran bagaimana sebenarnya asal-usul ketupat lebaran itu?

Ketupat sendiri sering dijadikan makanan utama dengan pendamping berbagai lauk. Mulai dari opor ayam, rendang, sambal goreng ati, olahan kentang, dan berbagai santapan lezat lainnya. Namun ternyata jejak ketupat pertama bisa ditarik hingga jauh ke abad 15, saat pemerintahan Kerajaan Demak.

Asal-Usul Ketupat Lebaran

Dilansir dari berbagai sumber, ketupat pertama kali muncul di Jawa pada abad ke-15. Di masa pemerintahan Kerajaan Demak, Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat untuk pertama kalinya dalam rangka berdakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam di Jawa.

Baca Juga: Lebaran Jumat, Ternyata Wirda Mansur Ikut Aliran Mansuriyah: Kami Ada Kalender Sendiri

Pendekatan budaya yang digunakan ini dilakukan agar penyebaran yang dilakukan juga berjalan lancar. Masyarakat Jawa kala itu, bisa menerima kehadiran ajaran agama Islam yang disebarkan Sunan Kalijaga dengan perantara budaya, salah satunya ketupat.

Dalam penyebaran ajaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, beliau juga mengenalkan istilah Bakda, yang artinya ‘setelah’. Terdapat dua jenis Bakda, yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.

Bakda Lebaran sendiri merupakan hari raya Idul Fitri, seperti yang sedang dirayakan saat ini, dan Bakda Kupat adalah hari raya bagi yang melaksanakan puasa syawal selama enam hari, setelah satu minggu Lebaran tiba.

Seiring berjalannya waktu, ketupat kemudian dihubungkan sebagai simbolisasi ungkapan dalam bahasa Jawa. Yakni berasal dari kata Ku atau Ngaku, yang berarti ‘mengakui’ dan Pat, atau Lepat, yang berarti ‘kesalahan’. Cukup menarik bukan cocoklogi yang terjadi seiring berjalannya waktu ini?

Tradisi Sungkeman

Baca Juga: Catat! Aturan Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan hingga 25 April Mendatang

Selain memahami asal-usul ketupat yang dijelaskan di atas tadi, tradisi sungkeman juga menjadi hal wajib ketika merayakan Idul Fitri. Sungkeman dilakukan dengan bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan, dan mohon doa restu agar semua yang dilakukan ke depan bisa menjadi lebih lancar.

Sebenarnya mungkin masih banyak cocokologi lain yang bisa digunakan dalam menjelaskan asal-usul ketupat lebaran sendiri. Namun secara garis besar, ketupat selalu menjadi simbolisasi permohonan maaf, perayaan, selebrasi, dan kebersamaan.

Semoga artikel singkat mengenai asal-usul ketupat ini bisa menjadi artikel yang bermanfaat, dan selamat melanjutkan kegiatan Anda, selamat berlebaran!

Kontributor : I Made Rendika Ardian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI