Suara.com - Pelajar Indonesia yang berada di Sudan dipastikan dalam keadaan aman dan sehat. Hal tersebut ditegaskan tidak ada pelajar yang menjadi korban meninggal dalam konflik militer yang terjadi di negara Afrika tersebut.
Kepastian tersebut disampaikan berdasarkan keterangan tertulis yang dikirimkan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan.
"Seluruh pelajar Indonesia di Sudan dalam keadaan selamat. Tidak benar adanya bahwa terdapat satu pelajar Indonesia di Sudan yang tewas terkena tembakan," kata Presiden PPI Sudan Arya Kurniantoro dalam keterangan yang diterima Suara.com, Kamis (20/4/2023).
Berdasarkan data yang dihimpun PPI, terdapat 838 pelajar Indonesia. Mereka saat ini berada di tempat pengungsian, di antaranya dievakuasi ke Aula Muktamarot, kawasan Rektorat International University of Africa (IUA).
Baca Juga: Fakta-fakta Kondisi WNI di Sudan: Pemerintah Indonesia Persiapkan Rencana Evakuasi
"PPI Sudan berusaha terus aktif menjalin komunikasi, mendistribusikan bantuan, dan melakukan upaya-upaya konkrit penunjang keselamatan seluruh pelajar Indonesia di Sudan bersama KBRI Khartoum, IMI IUA, dan beberapa aktivis mahasiswa yang tergabung dalam tim relawan," kata Arya.
Lantaran peperangan yang masih terus terjadi, pendistribusian bahan pangan sulit dilakukan, sehingga kebutuhan sahur dan berbuka, Pelajar Indonesia terpaksa mengonsumsi makanan seadanya.
Arya menyampaikan juga, stok logistik yang disimpan oleh PPI Sudan dan tim relawan semakin menipis, termasuk stok di beberapa supermarket
Namun, PPI Sudan bersama kelompok mahasiswa lainnya, dan KBRI Khartoum tetap mengupayakan distribusi pangan dan membuka donasi untuk pelajar di sana.
"Saat ini, PPI Sudan dan tim relawan berfokus pada pembelian barang, pengemasan paket, dan pendistribusian. Rencananya, pada 19 April 2023 akan didistribusikan sebanyak 22 paket untuk 22 titik tinggal pelajar Indonesia di Sudan," kata Arya.
Baca Juga: Situasi Konflik Militer di Sudan Siaga 1 dan 300 Orang Tewas, Menlu: Cenderung Terjadi Eskalasi!
Kepada pelajar Indonesia di Sudan, telah disampaikan beberapa imbauan demi keselamatan masing-masing dan bersama.
Pertama, seluruh pelajar tidak dibenarkan untuk bebas keluar rumah atau tempat tinggal di sembarang waktu. Jika, keluar dalam keadaan mendesak dapat dilakukan sejak pukul 12.00 sampai dengan 17.30 waktu setempat.
"PPI Sudan juga mengimbau seluruh pelajar Indonesia di Sudan untuk terus berkomunikasi dengan PPI Sudan. Dalam hal ini, PPI Sudan akan terus berkoordinasi dengan KBRI Khartoum, dan pihak-pihak terkait untuk menjaga kemaslahatan bersama," kata Arya.
"Selanjutnya, PPI Sudan mengimbau agar seluruh pelajar tetap bijak dalam memberi dan menanggapi atas informasi-informasi yang beredar. Hal ini dirasa penting karena sumber dari informasi yang tersampaikan ke luar negara Sudan tentu bersumber dari pihak-pihak yang sedang menetap di Sudan. Terakhir, jika ada keperluan mendesak, dapat disampaikan keperluannya kepada PPI Sudan melalui nomor +249 12 229 0184 (Hotline PPI Sudan)," sambungnya.