Berdasarkan keterangan prajurit TNI yang selamat dari baku tembak tersebut, KKB menggunakan anak-anak dan perempuan untuk menyergap 36 prajurit TNI saat mereka sedang mencari pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.
Dalam peristiwa itu, anak-anak dan perempuan berteriak seperti ada yang menakut-nakuti. Pola penyergapan KKB tersebut lantas membuat 36 prajurit TNI itu dalam posisi terjepit, dan bingung apakah harus menembak atau tidak.
Dalam kondisi tersebutlah, KKB dengan mudah menghujani prajurit TNI itu dengan tembakan, dengan perempuan dan anak-anak sebagai tamengnya.
Pratu Miftahul Arifin dinyatakan tewas
Dalam penyerangan itu, Pratu Miftahul Arifin tertembak dan jatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter. Ia dinyatakan tewas.
Namun evakuasi jenazahnya mendapatkan hambatan, sebab ketika proses evakuasi akan dilakukan, KKB kembali melakukan penyerangan.
Selain itu, faktor cuaca dan sulitnya medan juga menjadi hambatan. Hingga Minggu (16/4/2023) jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi.
Sembilan anggota TNI dilaporkan hilang
Akibat penyerangan KKB tersebut, sembilan anggota TNI dilaporkan hilang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono.
Baca Juga: TPNPB-OPM Berhasil Serang 36 Personel TNI, Ini Trik yang Dilakukan untuk Kelabui Prajurit
Menurut dia, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono langsung memerintahkan kekuatan penuh untuk mencari anggota TNI yang belum ditemukan itu.