"Kondisi di sini serba ketakutan. Kalau jumlah ada 850 pelajar Indonesia dan total WNI disini hampir 1000 orang. Kebanyakan tinggal di Kota Khartoum," ungkap Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan, Arya Kurniantoro saat dihubungi pada Rabu, (19/04/2023) kemarin.
Tak hanya terjebak di tengah peperangan, para anggota PPI pun mengalami kekurangan logistik sehingga harus saling bahu membahu mengirimkan kebutuhan ke kediaman masing-masing.
"Kami kekurangan logistik, kena mental karena teman-teman kondisinya takut semua mendengar banyak baku tembak. Akhirnya kami gotong royong mengantarkan logistik seadanya," ungkap Arya.
Arya berharap pihak KBRI dapat cepat tanggap menggali informasi keberadaan para WNI dan melakukan evakuasi.
4. Kemenlu klaim sudah amankan WNI di Sudan
Menanggapi WNI yang terjebak di Sudan, juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengungkap pihak Kemenlu sudah mendapatkan data akurat jumlah WNI yang terdata berada di Sudan dan mengklaim semua WNI sudah berada di tempat yang lebih aman di daerah konflik setelah beberapa dari mereka berhasil dievakuasi ke KBRI Khartoum.
"WNI yang terdata di KBRI ada 1.209 orang. Sejauh ini, mereka sudah aman dan dipindahkan ke tempat yang lebih safe, khususnya ke KBRI yang sekarang menjadi safe house para WNI" ungkap Teuku.
5. Bantuan logistik disalurkan kepada WNI
Tak hanya itu, Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu, Judha Nugraha mengungkap bahwa KBRI Khartoum juga telah mendistribusikan bantuan logistik kepada para WNI yang terjebak di tengah perant.
Baca Juga: CEK FAKTA: Temukan Kejadian Menakjubkan di Malam Lailatul Qadar, Profesor Ini Langsung Mantap Mualaf
"Bantuan logistik disalurkan kepada sekitar 200 WNI yang terdampak perang. Mayoritas dari mereka berstatus mahasiswa dan pekerja migran dari Indonesia," kata Judha dalam keterangannya pada Rabu, (19/04/2023) lalu.