Suara.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap cara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) saat menyerang 36 prajurit yang tengah mencari pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens di Nduga, Papua. Mereka sengaja membawa ibu-ibu dan anak-anak saat melakukan penyerangan tersebut.
Yudo menceritakan bahwa awalnya 36 prajurit itu tengah bertugas karena mendapatkan informasi soal lokasi Philip yang menjadi sandera TPNPB-OPM. Saat melancarkan operasi, kehadiran puluhan prajurit TNI diketahui oleh TPNPB-OPM yang berujung pada kontak tembak.
"Di perjalanannya dihadang dan kontak tembak KST (KKB Papua) yang dalam kontak tembak tersebut mereka memanfaatkan masyarakat dan anak-anak untuk menyerbu. Dari tembakan, dari masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerbu dengan pasukan kita," kata Yudo melalui konferensi pers yang disiarkan YouTube Puspen TNI, dikutip Kamis (20/4/2023).
Dari 36 orang, satu prajurit gugur dan 4 orang hilang. Kemudian 4 di antaranya terluka dan 27 lainnya dalam kondisi sehat.
Baca Juga: Prajurit TNI dan Warga Sipil Jadi Korban, Pemerintah Didesak Serius Hadapi TPNPB-OPM
Prajurit yang gugur yakni Pratu Miftahul Arifin ditemukan tewas dalam jurang dengan kedalaman 15 meter. Kemudian, 4 prajurit TNI yang sempat dinyatakan hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas.
"Tim Gabungan TNI Polri berhasil menemukan 4 Prajurit TNI termasuk di dalamnya Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan kondisi meninggal dunia," kata Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Kav Herman Taryaman melalui keterangan tertulisnya, Rabu (19/4/2023).
Herman mengungkapkan bahwa keempat prajurit yang gugur tersebut sudah dievakuasi ke RSUD Timika Kabupaten Mimika Papua.