Suara.com - Siaga tempur TNI di sejumlah titik wilayah OPM, menurut pengamat Institute For Security & Strategic Studies (ISSES) sesuai dengan sikap politik pemerintah.
Direktur Eksekutif ISSES Khairul Fahmi mengatakan, siaga tempur merupakan upaya TNI memperkuat kesiapsiagaan prajurit, yang tidak bertentangan dengan sikap politik pemerintah untuk Papua.
“Kebijakan (sikap politik, red.) yang ditetapkan pemerintah itu pendekatan lunak, tetapi itu bukan berarti TNI dan Polri tidak bergerak atau pasif, karena bersamaan dengan pendekatan lunak, aparat juga harus bertindak jika dianggap perlu demi mendukung pendekatan atau kebijakan yang ditetapkan pemerintah,” kata dia kepada Antara.
Ia mencontohkan anggota Polri yang bertugas di Papua wajib menegakkan hukum saat ada pelanggaran, termasuk yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata atau kelompok separatis teroris (KST).
Baca Juga: Masyarakat Bisa Ketakutan, Panglima TNI Diminta Pertimbangkan Penggunaan Istilah 'Siaga Tempur'
“Begitu pun dengan TNI, ketika kelompok-kelompok ini (KKB/KST) menyerang pasukan, atau aset-aset TNI, harus ada upaya melumpuhkan (penyerang) demi menjaga keamanan dan kedaulatan,” kata Direktur Eksekutif ISSES.
Ia lantas menilai siaga tempur di daerah-daerah rawan di Papua, yang diumumkan oleh Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Selasa (18/4), harus dimaknai sebagai pengkondisian bagi prajurit agar mereka selalu siap dan siaga, apalagi saat diserang oleh KKB.
“Siaga tempur itu istilahnya kondisi pasukan siap untuk bertempur. Artinya, semua persenjataan yang digunakan siap tembak, jika sewaktu-waktu ancaman hadir. Pasukan tidak perlu lagi ragu-ragu melepas tembakan jika terjadi penghadangan atau serangan,” kata Khairul Fahmi.
“Yang dimaksud siaga tempur itu, pasukan berada di titik-titik yang diatur, (mereka) dalam posisi siap melepas tembakan jika diserang, dan siap melawan jika ada serangan,” sambung dia.
Sebelumnya, Laksaman Yudo mengumumkan siaga tempur di daerah-daerah yang rawan teror dan serangan setelah kelompok kriminal bersenjata menghadang dan menyerang prajurit TNI yang tengah bertugas mencari pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, di daerah Mugi-man, Nduga, Papua.
Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu disandera oleh KKB sejak Februari 2023.
Akibat serangan itu, empat prajurit gugur, yaitu Pratu Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan dan Prada Sukra. Empat prajurit yang gugur itu telah dievakuasi dari Nduga dan dibawa ke RSUD Timika, Mimika, Papua, Rabu.
Sementara itu, empat prajurit lainnya luka-luka. Mereka telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit, Selasa.