Masyarakat Bisa Ketakutan, Panglima TNI Diminta Pertimbangkan Penggunaan Istilah 'Siaga Tempur'

Rabu, 19 April 2023 | 19:26 WIB
Masyarakat Bisa Ketakutan, Panglima TNI Diminta Pertimbangkan Penggunaan Istilah 'Siaga Tempur'
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (dua kanan) tiba di Papua, Senin (17/4/2023). (ANTARA/HO-Pusat Penerangan TNI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani meminta TNI tidak terpancing dan mengambil langkah berlebihan di Papua usai kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang pasukan TNI di Mugi-man, Nduga.

Ia berharap TNI tetap fokus pada misi pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB dan penyelamatan prajurit TNI yang masih hilang.

"Kami berharap TNI tidak terpancing untuk mengambil langkah serang berlebihan, tetapi fokus pada upaya pembebasan sandera, penyelamatan prajurit yang masih dinyatakan hilang, serta proses evakuasi," kata Christina, Rabu (19/4/2023).

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan prajuritnya untuk siaga tempur usai KKB menyerang pasukan di Nduga, Minggu (15/4/2023).

Baca Juga: Ini Sosok Praka Anumerta Miftahul Arifin, Prajurit TNI Pacitan yang Gugur di Papua

Serangan itu mengakibatkan satu prajurit TNI, yakni Pratu Miftahul Arifin dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna gugur dan tiga prajurit lainnya terkena luka tembak, serta satu prajurit luka-luka karena terjatuh. Empat prajurit yang luka-luka tersebut telah dievakuasi pada Selasa.

"Di daerah-daerah tertentu (yang rawan, red.) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur," kata Laksamana Yudo di Papua, Selasa (18/4).

Panglima TNI menjelaskan naluri tempur para prajurit harus diperkuat sehingga mereka siaga dan siap saat berhadapan dengan kelompok separatis/kelompok kriminal bersenjata.

Mengenai hal itu, Christina Aryani meminta Panglima TNI mempertimbangkan kembali penggunaan istilah "siaga tempur".

"Istilah ini tentunya menimbulkan efek ketakutan di masyarakat, meskipun sudah ada penjelasan bahwa kebijakan ini hanya diberlakukan di daerah-daerah rawan," kata Christina.

Baca Juga: Prajurit TNI dan Warga Sipil Jadi Korban, Pemerintah Didesak Serius Hadapi TPNPB-OPM

Dia meyakini TNI dan Polri dapat mengatasi situasi di Papua melalui evaluasi yang terukur tanpa adanya istilah siaga tempur.

"Saya percaya tanpa istilah siaga tempur pun TNI dan Polri mampu mengatasi situasi yang ada pascaevaluasi terukur usai kejadian kemarin (15/4) di Pos Mugi, Nduga," kata dia. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI