“Nggak apa-apa sih kan kebutuhan ekonomi juga. Keluarga saya nggak masalah,” ucap dia.
Tak Bertemu Anak Yang Merantau
Perempuan dengan tahi lalat di pipi kirinya itu menceritakan bahwa dia tidak akan bertemu putra sulungnya yang berusia 19 tahun saat Idulfitri kali ini. Padahal, putranya juga telah merantau dan bekerja di Cikarang, Kabupaten Bekasi yang tidak jauh dari lokasinya bekerja di Jakarta.
“Dia kerja di Cikarang nanti mudik, Lebaran di kampung, tapi saya yang malah di Jakarta, jadi enggak ketemu,” ujar dia.
Meski begitu, Atminati tak merasa berat hati. Dia juga akan melakukan panggilan video melalui aplikasi WhatsApp untuk melepas rindu pada putranya saat Lebaran nanti.
Setelah beberapa hari berada di asrama yang disiapkan PT Dani Mandiri, Atminati akhirnya mendapatkan kontrak pekerjaan untuk menjadi PRT infal hingga awal Mei. Dia akan bekerja pada keluarga nonmuslim dengan pendapatan sekitar Rp 2 juta selama dua minggu. Sebab, keluarga tersebut memiliki ART permanen yang mudik sehingga membutuhkan jasa Atminati sebagai ART infal.
Kata dia, bekerja dengan keluarga nonmuslim saat Idulfitri, tidak terlalu berat karena mereka tidak perlu sibuk mengurus persiapan hari raya seperti menyiapkan makanan dalam jumlah banyak.
Atminati bersyukur selama ini dia lebih sering mendapatkan pengguna jasa ART infal yang baik sehingga dia betah melakoni pekerjaan musiman ini. Meski begitu, tak jarang dia mendapat bos yang cukup 'cerewet'.
“Kalau kesulitan, paling-paling kalau ada dapet bos yang agak cerewet, gitu doang,” katanya.
Baca Juga: Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Jasa ART Infal
Meski begitu, Atminati tak keberatan kalau harus menambah masa kerjanya dengan sistem infal karena pendapatan yang dianggap melebihi sistem bekerja permanen yang mendapat gaji tetap secara periodik setiap bulannya.