Suara.com - Prajurit TNI Pratu Miftahul Arifin gugur dari tugasnya saat melakukan operasi pembebasan pilot Susi Air Philip Mehrtens di Nduga, Papua Pegunungan. Miftahul Arifin ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM)Papua dan jatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter.
Pratu Miftahul Arifin merupakan pasukan elite TNI AD asal Pacitan, Jawa Timur yang lahir 31 Maret 1996. Kini usianya baru menginjak 27 tahun. Ia dan keluarganya tinggal di Dusun Krajan RT 2 RW 2 Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Pratu menjabat sebagai Danpokpan 1 - Ru3/1/B/Yonif R 321/GT/13/1/Kostrad. Nomor registrasi pusat (NRP) Pratu yakni 31160163990396.
Dalam gugur tugasnya, Pratu Miftahul Arifin pun meninggalkan orang tuanya, seorang istri, dan anak yang masih berusia 2 tahun.
Baca Juga: Panglima TNI Cek Kondisi di Papua Usai Anggota Baku Tembak dengan OPM, Bakal Tambah Pasukan?
Berkenaan dengan itu, berikut detik-detik mencekam Pratu Miftahul Arifin ditembak KKB dan jatuh ke jurang.
Prajurit dari Satgas Yonif R-321/GT itu ditembak di wilayah Mugi-Mam, Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT. Awalnya, rombongan prajurit itu bertugas dan mencoba mendekat ke lokasi penyanderaan Pilot Susi Air Philip Mehrtens.
Saat mencoba menyisir wilayah tersebut, tiba-tiba KKB menyerang prajurit TNI. Akhirnya, Pratu Miftahul Arifin pun tertembak dan jatuh ke jurang sedalam 15 meter.
Pencarian Jenazah Terkendala
Bahkan saat sedang melakukan pencarian terhadap jenazah Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI lainnya pun diserang oleh KKB.
“Tak puas melakukan penembakan, kembali KKB melakukan penyerangan dan penembakan kepada personel TNI lainnya yang sedang melaksanakan evakuasi prajurit korban meninggal, sehingga terjadi kontak tembak," jelas Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryawan, Minggu (16/4/2023).
Hingga kini, jenazah Pratu Miftahul Arifin masih sedang dalam pencarian. Pihak keluarga pun menunggunya di rumah. Kendala pencarian selain adanya serangan KKB, cuaca buruk pun menghambat pencarian. Operasi ini melibatkan beberapa satuan yang tersebar di beberapa titik lokasi.
"Panglima TNI dengan tegas menyampaikan untuk ambil tindakan jangan ragu-ragu. Adapun kondisi prajurit yang lainnya saat ini masih ada di beberapa lokasi, kami kesulitan untuk menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu." kata Julius kepada wartawan, Minggu 16 April 2023.
Meski demikian, Julius memerintahkan prajuritnya agar melakukan upaya maksimal.
"Untuk itu Panglima TNI secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan siapkan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal," ucapnya dalam jumpa pers, Minggu (16/4).
Kontributor : Annisa Fianni Sisma