Pengasuh Pesantren Hingga Pengusaha Bikin Risalah, Minta Penyelenggara Pemilu Tak Bersikap Partisan

Sabtu, 15 April 2023 | 06:35 WIB
Pengasuh Pesantren Hingga Pengusaha Bikin Risalah, Minta Penyelenggara Pemilu Tak Bersikap Partisan
Ilustrasi Pemilu 2024 [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 50 pegiat dari berbagai komunitas lintas latar belakang dan wilauah menyelenggarakan pada Sabtu (9/4) lalu. Mereka membahas berbagai persoalan bangsa di tahun politik yang dinilai penuh dengan berbagai perkembangan memprihatinkan.

Beberapa yang hadir di antaranya adalah eks Komisioner Komnas HAM dan aktivis Nadhlatul Ulama (NU) Jakarta, Muhammad Nurkhoiron; pegiat KAHMI DIY, Bambang Haryanto. Santri sekaligus pengusaha Jawa Tengah, A. Rois; aktivis pedesaan di Jawa Barat, Solihin Nurodin; dan pegiat pendidikan di Jawa Timur, Khoirul Ibrahim.

Pertemuan tersebut menghasilkan dokumen ’Risalah Jakarta’ yang berisi beberapa seruan moral terkait penyelenggaraan Pemilu 2024, yang ditandatangani 21 perwakilan peserta.

Salah satu topik yang menjadi disoroti dalam ’Risalah Jakarta’ adalah isu profesionalisme dan indepensi penyelenggara Pemilu. KPU dan Bawaslu belakangan ini dinilai mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat lantaran beberapa kasus aktual yang terjadi.

Baca Juga: Jelang Tahun Politik, Wapres Ingatkan Masyarakat Tak Terprovokasi Hoaks

Misalnya, Bambang Haryanto menilaiikap Bawaslu tidak konsisten dan terkesan kurang adil dalam menangani kasus-kasus dugaan politisasi agama dan politik uang. Inkonsistensi sikap Bawaslu ini disebut dapat menggerus kepercayaan publik terhadap netralitas penyelenggara Pemilu.

”Kami menyerukan agar penyelenggara Pemilu dapat bertugas secara profesional serta menjauhi sikap partisan. Dalam kompetisi apapun, wasit sewajarnya bersikap netral dan tidak berpihak,” ujar Bambang kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).

Peserta pertemuan juga menyoroti situasi kebebasan sipil yang menurun. Tren penurunan tersebut diyakini dapat didobrak dengan penyelenggaraan Pemilu yang penuh dengan suasana riang gembira.

”Pemilu harus dilangsungkan secara gembira, jauh dari ketakutan dan tekanan. Untuk melawan berbagai kekhawatiran, komunitas-komunitas perlu membangun suasana menyenangkan melalui berbagai cara kreatif,” ucap Bambang.

Sementara, Muhammad Mustafid, menyebut Pemilu harus menjadi penampung harapaj masyarakat.

Baca Juga: Mars Pemilu Kembali Dinyanyikan, Tahun Politik Perlu Disambut Riang Gembira

”Setiap suara rakyat, seperti apapun, tak boleh diciderai. Jadi, jaminan bahwa Pemilu 2024 diselenggarakan secara demokratis, jujur, adil dan akuntabel, sangat diperlukan,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Guru Besar UI Dituding Partisan, Geisz Chalifah: Justru Menteri dan Pejabat yang Partisan
Guru Besar UI Dituding Partisan, Geisz Chalifah: Justru Menteri dan Pejabat yang Partisan
Denny Landzaat Blak-blakan Kritik Presiden Indonesia: Saya Ogah Semeja dengan Dia
Denny Landzaat Blak-blakan Kritik Presiden Indonesia: Saya Ogah Semeja dengan Dia
Pengasuh Pondok Pesantren Tertua dan Terbesar di Indonesia Dukung Anies-Cak Imin
Pengasuh Pondok Pesantren Tertua dan Terbesar di Indonesia Dukung Anies-Cak Imin
Akui Tertarik Latih Timnas, Jose Mourinho Ikutan Marah: Kenapa Kalian Sembunyikan Kebenaran?
Akui Tertarik Latih Timnas, Jose Mourinho Ikutan Marah: Kenapa Kalian Sembunyikan Kebenaran?
Denny Sumargo Sebut Bendahara Yayasan Ogah Alokasikan Donasi Agus ke Korban Bencana Alam: Kupatahkan Leher Kau Garry
Denny Sumargo Sebut Bendahara Yayasan Ogah Alokasikan Donasi Agus ke Korban Bencana Alam: Kupatahkan Leher Kau Garry
Profil Gus Fahim Royani, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mertua Ning Chasna
Profil Gus Fahim Royani, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mertua Ning Chasna

TERKINI