Gangguan jiwa ini biasanya muncul dan dipicu oleh masalah kejiwaan lainnya, seperti skizofrenia, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer.
Media sosial memicu Erotomania?
Kehadiran media sosial disebut-sebut juga bisa memicu munculnya gangguan jiwa erotomania. Jika tidak, media sosial bisa memperburuk kondisi penderitanya.
Sebab, media sosial menghilangkan batas-batas pribadi, sehingga seseorang dengan mudah mengamati, menghubungi, menguntit dan bahkan melecehkan orang-orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Dalam banyak kasus, perempuan diketahui lebih berisiko mengalami erotomania, meski ada juga pria yang menderitanya.
Kondisi itu dapat muncul setelah pubertas, tapi biasanya terjadi sekitar usia paruh baya atau setelahnya.
Selain itu, ada juga penelitian yang membuktikan kalau erotomania bisa juga dijadikan cara untuk mengelola stress atau trauma yang ekstrem, selain faktor genetika.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Baca Juga: Kronologi Obsesi Yudo Andreawan kepada Dokter Gigi Paras, Sampai Ngamuk di Klinik dan Ludahi Perawat