Pria yang Viral Terobsesi Dokter Gigi sampai Menguntit Bisa Jadi Idap Erotomania, Apa Itu?

Jum'at, 14 April 2023 | 13:19 WIB
Pria yang Viral Terobsesi Dokter Gigi sampai Menguntit Bisa Jadi Idap Erotomania, Apa Itu?
Ilustrasi kesehatan mental (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria bernama Yudo Andreawan (YA) menjadi viral di media sosial usai aksinya mengamuk di sebuah klinik diungkap oleh seorang dokter gigi melalui Twitter.

YA mengklaim jika dokter gigi yang disebut-sebut bernama Paras itu merupakan calon istrinya dan akan menikahinya pada Agustus 2023 mendatang.

Sementara itu, dokter gigi tersebut tidak pernah mengakui bahwa YA merupakan kekasihnya. Bahkan, ia trauma dengan ulah pria tersebut yang kerap kali menguntitnya.

Seakan terobsesi dengan dokter gigi tersebut, YA kerap mengunggah foto-foto dokter gigi itu di media sosialnya.

Baca Juga: Kronologi Obsesi Yudo Andreawan kepada Dokter Gigi Paras, Sampai Ngamuk di Klinik dan Ludahi Perawat

Hingga akhirnya YA nekat mendatangi klinik tempat Paras bekerja. Di sana ia memaksa semua orang untuk memberikan nomor telepon Paras, hingga melakukan perusakan.

Aksi yang dilakukan Yudo pada Paras disebut-sebut mengarah pada kondisi kelainan jiwa yakni Erotomania. Apakah Erotomania itu? Berikut penjelasannya.

Pengertian Erotomania

Dalam penjelasan yang paling sederhana, Erotomania merupakan gangguan mental seseorang yang mengalami delusi bahwa orang lain jatuh cinta padanya.

Penderita erotomania begitu yakin kalau orang tersebut benar mencintai dirinya, meski pada kenyataannya justru sebaliknya.

Baca Juga: 17 Aksi Problematik Yudo Andreawan, Mahasiswa S2 FHUI yang Dipaksa Cuti lantaran Diduga ODGJ

Objek delusi penderita erotomania biasanya adalah sosok selebritas, orang lebih tua atau orang-orang dengan status sosial lebih tinggi. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan orang biasa juga bisa menjadi korbannya, seperti yang terjadi pada Paras

Gangguan jiwa ini biasanya muncul dan dipicu oleh masalah kejiwaan lainnya, seperti skizofrenia, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer.

Media sosial memicu Erotomania?

Kehadiran media sosial disebut-sebut juga bisa memicu munculnya gangguan jiwa erotomania. Jika tidak, media sosial bisa memperburuk kondisi penderitanya.

Sebab, media sosial menghilangkan batas-batas pribadi, sehingga seseorang dengan mudah mengamati, menghubungi, menguntit dan bahkan melecehkan orang-orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Dalam banyak kasus, perempuan diketahui lebih berisiko mengalami erotomania, meski ada juga pria yang menderitanya.

Kondisi itu dapat muncul setelah pubertas, tapi biasanya terjadi sekitar usia paruh baya atau setelahnya.

Selain itu, ada juga penelitian yang membuktikan kalau erotomania bisa juga dijadikan cara untuk mengelola stress atau trauma yang ekstrem, selain faktor genetika.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI