Suara.com - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono angkat bicara terkait permintaan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang tak ingin pemudik ajak kerabatnya di kampung datang ke Jakarta saat arus balik mudik. Ia menyebut Heru menyampaikan hal itu lantaran jumlah populasi di Jakarta sudah berlebihan.
Menurut Joko, saat ini jumlah penduduk di Jakarta sudah kelebihan 5-6 juta jiwa. Karena itu, diharapkan pemudik bisa lebih tertib agar membantu menekan angka kenaikan jumlah penduduk.
Apalagi, penambahan penduduk tidak selalu membawa keuntungan. Banyak masalah yang muncul seperti peningkatan pengangguran hingga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) karena warga yang datang tak berketerampilan.
"Maksudnya tertib, penduduk jakarta berapa coba sekarang? 11,7 juta. Harusnya berapa? 5-6 juta kan. Lebih dari itu susah juga ngurusnya," ujar Joko kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).
Baca Juga: Heru Budi Imbau Pemudik Tak Ajak Kerabat ke Jakarta, Apalagi yang Pengangguran
Lebih lanjut, Joko menyatakan pihaknya belum berencana melakukan operasi yustisi untuk membatasi pendatang baru saat arus balik nanti. Ia hanya mengimbau pengurus tingkat RT dan RW melakukan pencatatan.
"Saya pikir dengan mereka lapor kepada RT dan RW operasi yustisi tidak perlu. Tapi ya kita melihat perkembangan kalau memang diperlukan kita akan lakukan itu," ucapnya.
Karena itu, ia tak melarang siapapun datang ke Jakarta. Namun, urusan tempat tinggal hingga pekerjaan akan menjadi tanggungan masing-masing.
"Kalau mau datang ya silahkan saja datang ke Jakarta tapi ya itu tadi ada jaminan tempat tinggal," katanya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tak mau para pemudik yang kembali ke Jakarta untuk mengajak kerabatnya di daerah. Hal ini berbeda dengan pendahulunya, Anies Baswedan yang membebaskan siapapun datang ke Jakarta tanpa terkecuali.
Baca Juga: Bertolak Belakang dengan Anies, Heru Budi Tak Mau Pemudik Ajak Kerabat ke Jakarta, Mengapa?
Melalui jajarannya, Heru meminta agar para petugas Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kependudikan dan Catatan Sipil (Dukcapil) hingga pemadam kebakaran untuk menyampaikan imbauan tak membawa kerabat saat pulang kembali ke Jakarta.
"Nanti di dalam proses kembalinya masyarakat ke Jakarta, dari dinas kependudukan bersama Satpol PP mungkin bersama perhubungan juga untuk bisa menjaga atau memberitahukan kepada warganya untuk tidak kembali membawa kolega," ujar Heru saat apel kesiapsiagaan jelang Hari Raya Idulfitri di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023).
Lebih lanjut, Heru Budi mengaku sebenarnya tak melarang warga luar daerah untuk datang ke Jakarta. Namun, ia meminta mereka yang ke ibu kota memiliki keterampilan atau memang sudah mendapatkan pekerjaan.
Ia menyebut alasannya tak ingin warga tak berketerampilan datang ke Jakarta karena tingkat kepadatan penduduk di Jakarta sudah sangat tinggi. Dikhawatirkan nantinya mereka yang datang malah membawa masalah baru.
"Jakarta penduduknya sudah 11,7 juta. Boleh saja tapi memiliki pekerjaan, memiliki keteranpilan yang memang bertugas di Jakarta, kira-kira begitu. Bukannya nggak boleh," ucapnya.
Ditanya soal apakah akan menggelar operasi yustisi saat musim arus balik, Heru Budi tak menjawab.
Selain itu, ia juga berpesan kepada para petugas untuk mengingatkan warga yang mudik agar memperhatikan keamanan rumahnya saat berangkat.
"Artinya sampaikan kepada mereka listrik harus dipastikan aman, gas segala macam di dapur masing masing, untuk kalau dalam waktu yang lama dicabut, dan juga aman dari pencurian," pungkasnya.