300 Warga Terlibat, Kronologi Pemandu Karaoke Diarak, Diceburkan Laut dan Ditelanjangi

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 12 April 2023 | 17:18 WIB
300 Warga Terlibat, Kronologi Pemandu Karaoke Diarak, Diceburkan Laut dan Ditelanjangi
ilustrasi pemandu karaoke (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nasib kedua perempuan pemandu karaoke di Sumatera Barat berhasil mengundang simpati publik.

Tak ayal, kedua perempuan berusia 19 dan 24 tahun tersebut sempat diarak hingga ditelanjangi oleh warga ketika insiden tersebut terjadi. 

Kini, kepolisian setempat tengah mendalami pihak yang terlibat dan akan mengambil langkah tegas.

Kronologi lengkap: Bermula dari penertiban kafe, sebanyak 300 warga terlibat

Baca Juga: Tampang Pelaku Penculikan Anak di Garut Saat Digelandang ke Mapolres, Begini Kronologi Kejadiannya

Insiden tersebut terjadi di Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. 

Kapolsek Lengayang, Iptu Gusmanto mengungkap bahwa insiden penceburan tersebut bermula dari penertiban sebuah kafe oleh warga. Kedua perempuan tersebut diketahui bekerja di kafe tersebut sebagai pemandu karaoke.

Bukan main, Iptu Gusmanto menyebut setidaknya ada 300 warga yang terlibat dalam penertiban yang berujung aksi penceburan itu.

Hal itu membuat korban tak mampu mengidentifikasi pelaku lantaran banyaknya orang yang terlibat. Situasi juga digambarkan sudah tidak terkontrol saat peristiwa terjadi.

"Korban tentu tidak bisa memastikan dan menjelaskan (siapa pelaku) secara maksimal. Karena ramai (orang)," kata Gusmanto, Rabu (12/4/2023).

Baca Juga: 5 Fakta Viral Pemandu Karaoke Diarak, Ditelanjangi dan Diceburkan Laut, Warganet: Pelaku Sok Suci!

Kepolisian kini tengah memburu mereka yang ikut dalam pengarakan tersebut, dimulai dari pihak yang ikut merekam ataupun menyebarluaskan video. Sejauh ini, polisi telah memeriksa empat orang, mulai dari saksi dan korban.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP Hendra Yose mengungkap bahwa insiden tersebut terkait dengan penertiban kafe di bulan Ramadan.

Emosi warga tersulut amarah lantaran kafe tersebut buka di bulan puasa hingga akhirnya melakukan tindakan drastis.

"Faktor karena (korban bekerja) di kafe yang buka saat bulan Ramadhan. Sehingga masyarakat marah," beber Hendra, Selasa (11/4/2023).

Hendra kini mengerahkan pihaknya untuk menyelidiki hingga menindak warga yang ikut dalam aksi tersebut. Beberapa saksi kini tengah diperiksa kemudian kepolisian diterjunkan untuk meringkus pelaku.

Tuai kecaman dari bupatinya sendiri

Oknum warga Pesisir Selatan tersebut kini membuat sang Bupati, Rusma Yul Anwar kecewa hingga mengecam aksi tersebut.

Bagi Rusma, cara demikian tak tepat bahkan jauh dari kata manusiawi untuk memberi nasihat bagi kedua perempuan tersebut. Ia menilai aksi main hakim sendiri dengan menceburkan ke laut dan menelanjangi korban sebagai tindakan tidak wajar.

Lebih lanjut Rusma menilai bahwa warga seharusnya menyelesaikan perkara tersebut bukan dengan cara main hakim sendiri, melainkan menyerahkan ke pemangu adat atau ninik mamak.

"(Tindakan warga) bukan cara yang bisa kita tolerir. Tidak benar caranya. Yang memperlakukan seperti itu kalau misalnya ada ruang hukum kan bisa dilaporkan. Caranya tidak benar. Dia (warga) tidak punya kewenangan, kembalikan ke kaum, Ninik Mamak dulu," tegas Rusma.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI