Suara.com - Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi nama yang memiliki elektabilitas digital tertinggi di bulan Maret 2023 meskipun keduanya diserang isu akibat gagal terlaksananya Piala Dunia U-20 di Indonesia karena menolak kehadiran Tim U-20 Israel ke Tanah Air.
Hal ini berdasarkan pemantauan cerdas digital yang dilakukan oleh Fenometer selama periode Maret 2023.
Teguh Handoko selaku founder Fenometer mengatakan, data monitoring cerdas digital ini diperoleh dari hasil pemantauan percakapan warganet di kolom-kolom media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube, Facebook, dan News Online.
“Metodologi pengumpulan data percakapan ini didapatkan dari warganet-warganet melalui unggahannya di media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube, Facebook, Blog maupun situs-situs News Online di Indonesia dengan menggunakan engine saat melakukan crawling dan set-up project. Selanjutnya engine akan mengkategorikannya menjadi sentimen positif, negatif dan netral. Selanjutnya, data yang dikumpulkan, dilakukan analisis sentimen yang dilakukan secara otomatis (Engine) serta Admin Cleansing (Human) dengan tingkat akurasi hingga 92%. Sementara itu untuk metodologi data analisis, penentuan sentimen positif dan negatif dari analisa secara kualitatif berisi percakapan dengan konteks meningkatkan citra yang baik masing-masing kandidat di mata warganet atau netizen,” ujar Teguh Handoko ditulis Selasa (12/4/2023).
Baca Juga: Ini Isi Percakapan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani, Koalisi Besar-besaran?
“Penentuan sentimen negatif dari analisa secara kualitatif berisi percakapan dengan konteks membangun citra buruk, menimbulkan kontroversi dan kegaduhan atau informasi hoax terkait kandidat. Penentuan sentimen netral dari Analisa secara kualitatif berisi percakapan dengan konteks tidak berpengaruh terhadap citra, tidak berpotensi menjadi viral dan menyebabkan kontroversi bagi kandidat,” tambah Teguh.
Dari hasil metodologi pengumpulan data dan metodologi data analisis, Teguh Handoko menyimpulkan bahwa Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas digital yang cukup tinggi selama bulan Maret 2023. Teguh juga menyebut, Gubernur Jawa Tengah tersebut memiliki tingkat persentase elektabilitas digital yang tinggi dibandingkan dengan kandidat Calon Presiden lainnya, yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Selama periode Maret 2023, elektabilitas digital Ganjar Pranowo masih teratas meskipun dirinya banyak mendapatkan komentar negatif akibat pernyataannya yang menolak kehadiran Tim Israel U-20 yang akan berlaga di Piala Dunia U-20. Hasil pemantauan kami menyebutkan, Ganjar Pranowo memiliki persentase elektabilitas digital sebesar 18,48%, disusul Erick Thohir sebesar 17,57% dan Prabowo Subianto sebesar 16,79%,” ungkap Teguh.
Lebih lanjut Teguh juga menambahkan, selama bulan Maret 2023, Erick Thohir menjadi kandidat yang memperoleh Reach terbesar. Hal ini menunjukkan banyaknya akun-akun dengan follower besar dan juga media online yang turut serta menyebarkannya berita-berita saat Erick Thohir terbang ke Zurich, Swiss untuk bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
“Data Fenometer menunjukkan, percakapan terkait Erick Thohir menghasilkan Reach sebesar 600.445.184, Prabowo Subianto sebesar 433.060.784 dan Ganjar Pranowo sebesar 376.527.877,” tambah Teguh.
Sementara itu untuk kategori Partai Politik, hasil pemantauan Fenometer di bulan Maret 2023 menunjukkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki elektabilitas digital tertinggi dibandingkan Partai Gerindra dan Partai Demokrat.
“Selama periode Maret 2023, elektabilitas digital PDIP berada di angka 18,16%, Partai Gerindra 17,28% dan Partai Demokrat 14,65%. Tingginya elektabilitas digital PDIP di periode Maret 2023 juga didorong banyaknya warganet yang masih percaya bahwa PDIP merupakan salah satu Partai terbesar di Indonesia yang memiliki jumlah pendukung yang tersebar di seluruh Indonesia, meskipun dalam kurun waktu periode Maret 2023 beberapa kadernya seperti Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia,” kata Teguh.