Suara.com - Kebebasan Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat dari Lapas Sukamiskin yang terjerat kasus korupsi pada hari ini, Selasa (11/4/2023) banyak dinanti publik. Namun, belum diketahui pasti kejutan apa yang akan dikatakan pria yang masuk penjara karena kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Hambalang itu.
Hanya saja, sejumlah pihak telah ramai membicarakan dan menunggu pidato Anas Urbaningrum. Apa saja manuver yang dilakukan Anas Urbaningrum usai bebas?
1. Mau Buka-Bukaan Soal Kasusnya?
Anas Urbaningrum yang merupakan terpidana kasus korupsi proyek Hambalang sempat menyinggung mengenai kezaliman dan kriminalisasi. Hal itu disampaikan Anas lewat surat yang dia tulis dari dalam Lapas Sukamiskin. Surat tersebut dia tulis menjelang kebebasannya dari masa pidana penjara 8 tahun.
Baca Juga: Bebas dari LP Sukamiskin, Anas Urbaningrum Disambut Nyinyiran Netizen: Ini Monas, Masih Ingat Bung?
Surat tersebut diunggah admin di akun Twitter milik Anas @anasurbaningrum pada Rabu (1/3/2023).
"Saya paham para sahabat marah terhadap kezaliman dan kriminalisasi," tulisnya dalam surat.
Lewat surat itu, Anas juga bicara soal perjuangan untuk mencari keadilan. Akankah Anas bicara soal kasus yang membuatnya masuk jeruji besi?
Loyalis Anas yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika membenarkan dijebloskannya Anas ke penjara merupakan bentuk kriminalisasi. Walau begitu dia tak bisa memastikan pihak yang disinggung Anas dalam tulisannya tersebut.
Pasek pun mempersilakan publik menafsirkan sendiri. Mantan Ketua DPP Partai Demokrat itu juga mengaku tak tahu menahu apakah Anas kelak bakal buka-bukaan ke publik soal kasus korupsi yang menjeratnya tersebut.
Baca Juga: Jelang Hirup Udara Bebas, Ada Pesan Tersirat dari Anas Urbaningrum, Singgung Soal Kuasa Dalang
2. Disarankan Minta Maaf ke SBY
Usai bebas dari Lapas Sukamiskin, Anas disarankan untuk minta maaf kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu disampaikan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menyarankan Anas untuk memulai hidup baru dengan lebih baik usai keluar dari penjara.
"Di bulan baik ini, saya menyampaikan ucapan selamat menghirup udara bebas pada AU. Mulailah hidup baru, hidup lebih baik," ujar Andi Arief pada wartawan, Senin (10/4/2023).
Andi Arief menilai lingkungan politik akan menentukan kehidupan Anas ke depannya. Dia berharap Anas dapat memilih lingkungan politik yang baik setelah bebas, yang salah satunya bisa dilakukan dengan minta maaf secara terbuka pada SBY.
3. Keluarga Sebut SBY yang Harus Minta Maaf
Berbeda dengan Andi Arief, SBY justru yang disarankan untuk minta maaf kepada Anas. Hal itu disampaikan Gede Pasek. Ia juga mengungkapkan 'dosa-dosa' SBY terhadap Anas.
SBY dinilai harus meminta maaf atas pidato dari Jeddah yang memaksa supaya kasus Anas harus disegerakan karena bocornya surat perintah penyidikan ke Istana kala itu.
Tak hanya itu, SBY disebut harus minta maaf atas upaya kudeta Majelis Tinggi Partai Demokrat atas jabatan ketua umum Demokrat saat Anas belum jadi tersangka. Selain itu, ada pula janji rekonsiliasi usai KLB di Bali yang diingkari oleh SBY.
SBY juga harus minta maaf atas tuduhan konspirasi yang dilakukan Anas terkait kasus e-KTP yang dituduhkan pada SBY. Selain itu SBY perlu minta maaf karena tidak konsisten memberlakukan pakta integritas kalau tersangka, terdakwa dan terpidana harus mundur dari Demokrat. Padahal ada mantan narapidana masih mendapat jabatan tinggi di partai yang saat ini dipimpin AHY.
4. Terjun Lagi ke Politik, Gabung PKN
Pasek juga sempat membahas posisi Anas di Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Namun, dia belum mengonfirmasi posisi apa yang akan diberikan pada Anas ketika kembali berpolitik bersama PKN. Dia hanya mengisyaratkan akan menuruti posisi apapun dalam struktur PKN yang diminta Anas.
Selain itu, Gede Pasek mengatakan pendirian PKN juga atas keterlibatan Anas. Dia juga ingin Anas kembali terjun ke dunia politik serta menjelaskan bagaimana rentetan kasus yang pernah menderanya ke ranah publik.
5. Gabung Kubu Demokrat KLB Lawan Cikeas?
Di sisi lain, Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika Demokrat kubu Moeldoko, Saiful Huda Ems meyakini Anas akan bergabung dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam arti kata dengan kubu KLB Demokrat Deli Serdang. Walau tak bergabung, nanti akan ada kerja sama antara Anas dan kubu Moeldoko. Dia mengatakan bergabungnya Anas itu dianggap wajar.
"Hanya saja yang sepanjang saya dengar, memang ada rencana Mas Anas akan bergabung dengan kubu Pak Moeldoko dalam hal ini Partai Demokrat KLB. Hal yang demikian itu sangat wajar terjadi, mengingat baik itu Mas Anas maupun Partai Demokrat KLB yang dipimpin oleh Pak Moeldoko, mempunyai musuh politik yang sama, yakni Mafioso Cikeas," tutur Huda pada Senin (10/4/2023).
Kontributor : Trias Rohmadoni