'Harusnya Tanya Dulu ke Warga' Pro Kontra Heru Budi Tak Gelar Salat Idul Fitri di JIS

Sabtu, 08 April 2023 | 18:33 WIB
'Harusnya Tanya Dulu ke Warga' Pro Kontra Heru Budi Tak Gelar Salat Idul Fitri di JIS
Heru Budi Hartono [Dok. Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memutuskan untuk tidak menggelar salat Idul Fitri di Jakarta International Stadium (JIS) seperti yang dilakukan Anies Baswedan tahun lalu. Keputusan ini pun disayangkan dan didukung oleh berbagai pihak.

Heru menyampaikan alasannya tidak melaksanakan di JIS adalah karena hanya inging memakai lokasi sederhana sebagai tempat ibadah tahunan. Heru memilih shalat Idul Fitri di Masjid Fatahillah, Balai Kota DKI Jakarta.

"Saya sih simpel-simpel aja di Balai Kota, karena dari hasil obrol-obrol kebanyakan minta di Balai Kota," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (6/4/2023).

Selain itu, Heru juga mengaku sudah mencoba bertanya kepada para karyawan hingga pejabat pemerintah provinsi DKI. Heru mengaku bahwa mereka ingin salat Id dilaksanakan di Balai Kota, daripada JIS.

Baca Juga: Indonesia Dapat Kartu Kuning dari FIFA, Pengamat Sepakbola Ini Bilang Jangan Ada lagi PDIP Kedepannya

"Mau salat Id di mana sih teman-teman? 'Di sini saja, pak (Balai Kota), kita gampang', ya sudah saya ngikut," jelasnya.

Oleh sebab itulah, keputusan tidak melaksanakan salat Id di stadion dengan kapasitas 82.000 orang pun sudah ditetapkan. Berkenaan dengan hal itu, berikut sederet pendapat pro kontra Heru Budi tak gelar salat Id di JIS

PKS: Harusnya Heru Budi minta pendapat masyarakat

Salah satu pihak yang kontra, Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta M Taufik Zulkifli mengatakan seharusnya Heru meminta pendapat masyarakat terlebih dahulu sebelum memutuskan. Alasannya, salat di JIS memiliki nilai positif karena kapasitas yang besar dan mampu menampung masyarakat yang tinggal jauh dari JIS.

"Mestinya ditanya dulu ke warga yang tahun lalu shalat Id di situ. Apa memang sudah tidak membutuhkan tempat shalat yang lebih besar dan luas khusus untuk Hari Raya Idul Fitri yang setahun sekali ini," ujar Taufik saat dikonfirmasi, Jumat (7/4/2023).

Baca Juga: Pengamat Politik Pertanyakan Peran Bawaslu Soal Amplop Berlogo PDIP yang Dibagikan di Mesjid

Taufik juga mempertanyakan kapabilitas tempat salat di lapangan kelurahan atau kecamatan. Bagi Taufik, salat Id lebih afdol dilaksanakan di tempat terbuka yang luas.

"Karena setahu saya shalat hari raya afdol-nya di lapangan atau tempat terbuka yang luas," tambah Taufik.

Selain itu, jika mengadakan salat Idul Fitri di tempat terbuka, maka kekompakan dan solidaritas warga Jakarta pun semakin muncul. Pasalnya, setiap orang dapat bertemu dan bermaaf-maafan dalam satu tempat.

“Mereka dapat bersilaturahim dan bermaaf-maafan bersama dalam di satu tempat, mempererat persaudaraan,” katanya.

Taufik pun menegaskan sarannya bahwa shalat Ied sebaiknya dilaksanakan di JIS dan Pj Gubernur beserta jajarannya turut bersama masyarakat di sana. Tujuannya agar setelah shalat, pejabat dapat salam-salaman dan tidak ada sekat perbedaan.

PDIP dukung Heru Budi

Pendapat lain disampaikan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan Ida Mahmudah. Ida mendukung keputusan itu karena banyak masjid sehingga PNS dapat berbaur dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Pasalnya, menurutnya PNS kerja dari pagi hingga malam dan jarang bertegur sapa dengan masyarakat sekitar.

Ida juga menyampaikan tahun lalu pelaksanaannya memang diwajibkan di JIS bagi seluruh PNS di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Namun ia tetap setuju dengan keputusan Heru Budi.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI