Suara.com - Sosok Mbah Slamet pembunuh berantai 12 orang berkedok dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah masih ramai jadi perbincangan publik. Kali ini ada fakta baru terkuak dari ruang ritual Mbah Slamet yang berada di rumahnya.
Ruangan ritual Mbah Slamat itu berada di lantai dua rumahnya yang mengundang rasa penasaran warga.
Simak penjelasan tentang fakta isi ruang ritual Mbah Slamet berikut ini.
1. Ruang Ritual Mbah Slamet
Baca Juga: Jenazah Pasutri Asal Pesawaran Korban Mbah Slamet akan Dimakamkan Esok Hari di Kampung Halaman
Ruang ritual Mbah Slamet terletak di lantai dua rumahnya. Bangunan berukuran kecil 1,5 meter dengan panjang 3 meter itu berada tepat di depan rumah Mbah Slamet.
Dari luar, ruangan itu bercat biru dan putih yang terlihat tertutup serta terkunci. Dalam ruangan itu juga terlihat dua sangkar burung yang digantung.
Ketika dimasuki, ruangan itu tampak sempit dan sumpek. Apalagi tidak terlihat adanya jendela atau ventilasi sehingga terasa lembab. Walau begitu tak tercium bau apapun dari ruangan itu.
2. Ada Lubang di Ruang Ritual Mbah Slamet
Di dalam ruangan ritual Mbah Slamet itu ternyata kosong, hanya terdapat tikar dan terpal orange yang ditumpuk di pojok ruangan.
Selain alas, ada juga lubang di lantai yang berbentuk kotak. Lubang itu memiliki kedalaman sekitar 10 centimeter dengan di bawahnya ada sedikit genangan air.
Saneh, istri Mbah Slamet mengatakan bahwa ruangan tersebut sudah lama dibangun. Namun dia enggan merinci kapan membangun ruangan kecil di halaman rumahnya itu.
3. Istri Mbah Slamet Dilarang Masuk Ruang Ritual
Selain itu Saneh mengaku tidak banyak mengetahui tentang ruangan kecil di depan rumahnya itu. Namun Saneh mengatakan Mbah Slamet kerap melakukan ritual di ruangan itu. Hanya saja dia dilarang masuk ke situ.
"Saya tidak tahu. Tahunya kalau ada tamu di sini dan ritual selesai (di ruangan itu) terus tamunya pulang. (Kalau masuk saat ritual) nggak boleh. Saya nggak pernah kesitu," ujarnya.
Ketika keluar masuk dari ruang ritual, Saneh juga mengaku tidak melihat suaminya membawa sesuatu.
Kontributor : Trias Rohmadoni