Suara.com - Bupati Meranti, Muhammad Adil terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (6/4/2023) malam. Ia diduga terlibat kasus korupsi. Sebelumnya, ia sempat melontarkan pernyataan kontroversial untuk Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Berikut lima jejak kontroversi Bupati Meranti yang bahkan sampai membuat Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian dan Sekjen Kemendagri, Suhajar Diantoro geram. Keduanya menasihati Adil agar menjunjung tinggi etika sebagai kepala daerah meski sedang menghadapi masalah.
1. Sebut Meranti Daerah Ekstrem Miskin
Adil mengaku kesal oleh dana bagi hasil (DBH) produksi minyak Meranti yang diberikan Kemenkeu. Sebab, nilainya, tidak sebanding dengan produksi dan kenaikan harga minyak. Saat itu, dana yang diterima sebesar Rp115 miliar atau hanya naik sebanyak Rp700 juta dari total sebelumnya.
Baca Juga: Punya 74 Tanah dan Bebas Utang, Segini Kekayaan Bupati Meranti yang Kena OTT KPK
Di sisi lain, Kepulauan Meranti, kata Adil menjadi salah satu daerah termiskin di Indonesia dengan total penduduk miskin mencapai 25,68 persen. Menurutnya, status itu bahkan sudah tergolong ekstrem lantaran uang yang seharusnya dimiliki, malah tidak diberikan secara utuh.
"Meranti itu daerah termiskin se-Indonesia, penghasil minyak, termiskin, ekstrem lagi. Bagaimana kami tidak miskin, uang kami tidak dikasihkan," kata Adil.
2. Bilang Kemenkeu Iblis
Adil menyampaikan protes itu kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Lucky Alfirman. Tepatnya dalam Rakornas Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah Se-Indonesia pada 2022 lalu. Saat itu, ia menyebut Kemenkeu diisi oleh iblis, bukan manusia.
"Sampai ke Bandung saya kejar Kemenkeu, juga tidak dihadiri oleh yang kompeten. Yang hadiri waktu itu entah staf atau apalah. Sampe saya ngomong 'Ini orang keuangan isinya iblis atau setan'," ujar Adil.
Baca Juga: Harta Kekayaan dan Profil Muhammad Adil, Bupati Meranti yang Diciduk KPK
3. Ancam akan Angkat Senjata
Masih dipenuhi dengan rasa emosi, Bupati Meranti juga mengatakan apakah perlu pihaknya mengangkat senjata. Ancaman ini akan direalisasikan apabila Kemenkeu terus-terusan tidak memperlakukan Kepulauan Meranti dengan baik.
“Bapak tak paham juga omongan saya? Apa perlu Meranti mengangkat senjata? Kan, tak mungkin kan, ini menyangkut masalah meranti yang miskin ekstrem," kata Bupati Meranti kepada Lucky Alfirman.
4. Ingin Bergabung dengan Malaysia
Hasil minyak yang besar, namun pendapatan kurang juga membuat Adil menginginkan Kepulauan Meranti bergabung dengan Malaysia. Ia berkata demikian lantaran Kemenkeu dinilai tidak ingin mengurus daerah tersebut. Ia juga menduga dana itu dibagikan ke seluruh Indonesia.
"Pertanyaannya, minyaknya banyak duitnya besar, kok dapatnya malah berkurang. Kenapa? Apakah uang saya dibagi di seluruh Indonesia? Makanya, kalau bapak nggak mau ngurus kami, pusat tidak mau mengurus Meranti, kasih kan kami ke negeri sebelah,” katanya.
5. Ditangkap KPK
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri, membenarkan bahwa Muhammad Adil ditangkap saat OTT, Kamis (6/4/2023) malam. Tindakan ini dilakukan terhadap beberapa pihak yang terlibat korupsi di Kabupaten Kepulauan Meranti Riau. Sejumlah pihak telah diamankan, termasuk sang bupati.
"Benar, tadi malam (6/4) tim KPK lakukan tindakan tangkap tangan terhadap beberapa pihak yang melakukan korupsi di Kabupaten Kepulauan Meranti Riau. Beberapa pihak sudah ditangkap di antaranya Bupati," kata Ali, Jumat (7/4/2023).
Namun, ia belum merinci soal siapa saja pihak lainnya yang turut ditangkap KPK selain bupati. Ia memastikan bahwa terkait kasus ini, pihaknya akan terbuka dalam menyampaikan perkembangan dari OTT kali ini ke publik secara lengkap.
"Pasti kami sampaikan lengkap hasil kegiatan tersebut sebagai bagian keterbukaan informasi KPK kepada masyarakat," lanjut Ali.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti