Suara.com - Ratusan mahasiswa memenuhi area di depan Gedung DPR dalam melaksanakan aksi penolakan UU Cipta Kerja pada Kamis (6/4/2023).
Dari pantauan Suara.com, ratusan massa tersebut datang ke depan Gedung DPR RI sekira pukul 16.00 WIB, atau molor sekitar tiga jam dari undangan aksi yang tersebar di group WhatsApp.
Ketika baru datang ke depan gedung parlemen, sejumlah mahasiswa langsung berusaha mendobrak kawat beeduri yang terpasang di barier beton. Mereka juga mencoret tembok pagar menggunakan cat spray atau piloks.
Sementara, arus lalu lintas di Jalan Jenderal Gatot Subroto lumpuh total, buntut massa aksi memenuhi ruas jalan.
Baca Juga: Aksi Tolak UU Ciptaker di Depan Gedung DPR, BEM UI Klaim Bakal Ada Ribuan Massa yang Bergabung
Tanpa basa-basi para mahasiswa juga membakar barrier pembatas yang terbuat dari plastik.
Sebelumnya, sebanyak 2.100 personel polisi disiagakan untuk mengamankan jalannya aksi demonstrasi mahasiswa dari berbagai kampus, di depan Gedung DPR RI, pada Kamis (6/4/2023).
Rencananya mahasiswa yang tergabung dari beberapa kampus ini, bakal melakukan penolakan terhadap UU Cipta Kerja.
"Sementara ada 2.100 personil kita siapkan khusus di DPR aja," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, Kamis (6/4/2023).
Komarudin juga menyebut hingga sejauh ini, pihaknya belum memberlakukan pengalihan arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, atau depan Gedung DPR RI. Pengalihan arus bakal dilakukan secara kondisional.
Baca Juga: Pengamat Sebut UU Cipta Kerja Langkah Instan Indonesia Gelar Karpet Merah untuk Investor
Komarudin juga mengatakan, jika aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI hanya berjumlah sekitar 1.000 orang, semestinya tidak sampai menutup ruas jalan. Namun hal itu bagaimana koordinator aksi di lapangan mengatur massa.
"Sementara normal ya, kita lihat situasional, sementara normal saja, kalau untuk dihalaman DPR RI sendiri untuk jumlah massa sekitar sampe dengan 1000 orang itu nggak perlu ada pengalihan sebnarnya, ini juga bagaimana para korlap bisa mengatur sehingga bisa berbagi tempat."