Selain itu, ia menyoroti aksi flexing atau pamer kemewahan yang juga secara tidak langsung dengan mudah dilihat daru tayangan di dunia maya hingga media sosial menjadi salah satu faktor lainnya.
"Masyarakat saat ini ditimpa dengan media informasi, baik sosial atau televisi yang menyajikan kemewahan, dengan flexing-flexing. Kemudian banyak yang bisa dilihat di IG, akan kehidupan mewah itu secara umum," ungkapnya.
Berseberangan dengan kondisi tersebut, ia menilai
Sementara, jika dilihat dari sisi pelaku kriminalitas, kata Hisyam, para pelaku bisa nekat melakukan penipuan karena jalan tersebut, merupakan jalan pintas mendapatkan uang.
Mereka akan berulang kali melakukan penipuan, jika telah berhasil melakukan disaat pertama.
"Karena aksi sebelumnya berhasil, maka dia kerap mengulangi kembali."
Kemudian, para pelaku penipuan nekat menghabisi nyawa korbannya lantaran untuk menghilangkan bukti atas aksi mereka.
"Untuk menghilangkan saksi, yang pernah ketemu dan melihat dirinya, serta tahu lokasinya di mana."
Baca Juga: Ini Dia Tampang Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang yang Habisi Nyawa Belasan Pelanggan