Suara.com - Aksi pembunuhan berantai yang dilakukan dukun pengganda uang Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet tak akan terbongkar jika bukan karena sosok Mulyadi (46).
Adapun Mulyadi adalah korban Mbah Slamet yang jauh-jauh datang dari Palembang untuk bertemu dengan sosok dukun palsu pengganda uang itu.
Meski kini diduga tewas dibunuh oleh Mbah Slamet, Mulyadi berhasil mengekspos Mbah Slamet ke publik dan ke polisi berkat fitur share location atau shareloc yang ada di aplikasi WhatsApp.
Sempat share location dengan adiknya
Baca Juga: Tiga Warga Jawa Barat Jadi Korban Pembunuhan Berantai Mbah Slamet, Ada Pasutri dari Tasikmalaya
Sebelum berangkat ke Banjarnegara demi bertemu dengan Mbah Slamet, Mulyadi sempat berkabar dengan adiknya, Hidayat (33).
Mulyadi di tengah percakapan dengan adiknya itu juga sempat untuk melakukan shareloc alias berbagi lokasi.
Berkat fitur tersebut, keluarga Mulyadi berhasil melacak lokasi terakhirnya yang berada di titik Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Hidayat dalam pengakuannya, Selasa (4/4/2023) menjelaskan bahwa sang kakak pergi semenjak Oktober 2021. Begitu sampai di Banjarnegara, Mulyadi mengirim lokasi terbarunya ke Hidayat.
Sekali dua kali Hidayat juga sempat bertemu dengan Mbah Slamet. Sayangnya hingga detik ini, keberadaan Mulyadi urung diketahui rimbanya.
Baca Juga: Selain Dukun Mbah Slamet, Ini 3 Kasus Penggandaan Uang yang Telan Korban Jiwa
Hidayat juga telah melaporkan Mbah Slamet ke polisi, tetapi sang dukun tersebut kerap mengelak bahkan hingga membawa pengacaranya.
Kini, ditemukan sebanyak 10 jenazah korban Mbah Slamet ditemukan di sebuah kuburan massal. Hidayat meyakini bahwa satu dari jenazah tersebut adalah kakaknya.
Adapun kepolisian tengah mengidentifikasi jenazah melalui tes DNA.
Pengakuan Mbah Slamet: Tak ingat nama korban gegara banyak yang dari luar daerah
Salah satu kendala mengidentifikasi jenazah adalah Mbah Slamet tak ingat identitas dan nama korban yang telah ia bunuh. Sebab, mayoritas korban berasal dari luar daerah seperti Mulyadi yang jauh-jauh datang dari Palembang ke Banjarnegara.
"Tapi dia lupa nama-nama identitasnya karena kebanyakan warga luar Banjarnegara katanya. Makanya di sini kami juga ada kendala melakukan identifikasi korban", ungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendriyanto kepada wartawan, Selasa (4/4/2023).
Ketika diinterogasi soal motifnya, Mbah Slamet mengaku bahwa ia menggunakan uang dan harta korban demi kepentingan pribadinya seperti untuk membayar utang.
"Saya janjikan uang itu bisa digandakan sampai Rp5 miliar, sedangkan uang dari korban saya gunakan untuk bayar utang," ujar Mbah Slamet kepada wartawan, Senin (3/4/2023).
Hal ini juga senada dengan yang diakui oleh Hidayat. Ia membeberkan bahwa sang kakak pergi ke kediaman Mbah Slamet menggunakan mobil Toyota Innova.
Mobil tersebut juga hingga kini hilang dan masih dicari oleh kepolisian.
Kontributor : Armand Ilham