Sepak Terjang 2 Anggota DPR yang Sebut Kilang Terbakar karena Pertamina Kurang Sedekah

Rabu, 05 April 2023 | 15:13 WIB
Sepak Terjang 2 Anggota DPR yang Sebut Kilang Terbakar karena Pertamina Kurang Sedekah
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Demokrat, Muhammad Nasir. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua anggota DPR Komisi VII menilai jika kilang minyak sering terbakar karena Pertamina kurang bersedekah. Diketahui dalam kurun waktu yang berdekatan, Kilang di Plumpang dan Dumai mengalami kebakaran. Mereka yang berpendapat adalah dari Fraksi Gerindra Ramson Siagian dan Fraksi Demokrat Muhammad Nasir.

"Kurang sedekah, infaknya kurang bu. Mungkin teman-teman bisa melanjutkan penyaluran ini, ditambah lahir dan batin. Mudah-mudahan selesai. Mungkin itu yang paling penting Bu Dirut dan direksi lain," kata Nasir dalam rapat bersama Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Selasa (4/4/2023).

Ramson kemudian menginterupsi pernyataan Nasir. Ia bercerita pernah mengalami momen kurang bersedekah Pertamina yang dimaksud. Periode lalu, ia meminta 2.000 sarung untuk dapilnya. Namun, tidak diberikan karena harus ada izin dari Menteri BUMN Erick Thohir.

"Periode kemarin saya butuh sarung, saya WA Bu Dirut (Nicke Widyawati) dikirim 2.000 sarung. Sekarang satu sarung enggak bisa, katanya harus Pak Erick semua gitu," kata Ramson.

Baca Juga: Dukung Satgas RAFI, Wakil Komut Pertamina Pastikan Kesiapan Infrastruktur Kilang Balongan

Pernyataan-pernyataan itu membuat Ramson Siagian dan Muhammad Nasir menjadi sorotan publik. Tak terkecuali sepak terjang keduanya selama menjabat sebagai anggota DPR RI. Mereka memang dikenal kerap mengemukakan pendapat yang kontroversial. Berikut informasinya.

Sepak Terjang Ramson Siagian

Ramson juga pernah mengeluarkan pernyataan dalam rapat Komisi VII DPR pada Rabu (8/6/2016). Saat itu, membahas soal rencana anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

Ia menjadi salah satu dari jajaran DPR yang setuju Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir dicopot karena tidak menghadiri rapat. Sebab, diskusi saat itu juga membahas besaran subsidi listrik yang naik menjadi Rp 57,2 triliun.

Ramson sempat meminta rapat dihentikan sementara selama lima menit. Adapun tujuannya agar Menteri ESDM Sudirman Said bisa menghubungi Sofyan Basir dan memintanya untuk datang. Namun sayang, upaya itu tidak berhasil.

Baca Juga: Bos Pertamina Disebut Kurang Sedekah Sampai Kilang Banyak Terbakar

“Direktur PLN (Sofyan Basir) tidak menghargai Menteri ESDM. Jangan merasa kuat, dekat sama siapa sajalah,” ujar Ramson saat itu.

Ramson juga pernah mengkritik Menteri ESDM Ignasius Jonan yang memberikan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk PT Freeport Indonesia selama enam bulan. Dengan izin ini, perusahaan itu bisa kembali mengekspor konsentrat.

Dikatakan olehnya, Jonan yang selaku pihak berwenang atas izin tersebut, tidak konsisten. Pasalnya di awal, Jonan dengan tegas PT Freeport melakukan eskpor konsentrat sebelum membangun smelter. Izin itu juga, lanjutnya tidak diatur dalam UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009.

Sepak Terjang Muhammad Nasir

Muhammad Nasir dalam rapat tahun 2020 lalu, pernah mengusir Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, Orias Petrus Moerdak. Hal ini terjadi usai Orios terlibat cekcok yang panas serta insiden gebrak meja.

Nasir mengatakan bahwa Orias tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan anggota DPR soal utang dengan tenor 30 tahun untuk membeli saham PT Freeport Indonesia. Oleh karenanya, ia mendadak mengusir Orios dari ruangan rapat.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI