Suara.com - Sosok Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet sukses membuat gempar masyarakat karena telah membunuh 12 korbannya dengan kedok dukun pengganda uang.
Para korban serial killer itu kemudian dikubur oleh Mbah Slamet di sebuah kebun di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Belasan mayat berhasil ditemukan pada Senin (3/4/2023) lalu.
Sehari kemudian, polisi menemukan 2 mayat lainnya sehingga total korban menjadi 12 orang. Kali ini terungkap rekam jejak Mbah Slamet yang dulunya ternyata merupakan mantan napi. Simak penjelasan berikut ini.
Residivis uang palsu
Baca Juga: Korban Serial Killer Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Jadi 12 Orang, Terakhir Pasutri Asal Lampung
Mbah Slamet terungkap sebagai seorang mantan narapidana yang melakukan aksi kriminal pada tahun 2019 lalu. Polres Pekalongan mengungkap sosok Mbah Slamet pernah ditangkap dan ditahan atas kasus peredaran uang palsu.
Ketika itu Polres Pekalongan menyita 1.491 lembar uang palsu. Ribuan uang pecahan Rp 100 ribu itu disita dari 3 pelaku, asal Kabupaten Wonosobo, Banyumas dan Banjarnegara.
Mbah Slamet saat itu ditangkap bersama dua pelaku lainnya yakni Aziz (32) dan Ahmad Murtadi (49). Ketiganya berhasil terciduk kepolisian saat melakukan transaksi uang palsu di sebuah minimarket yang terletak di Gumawang, Kabupaten Pekalongan.
Kasus pembunuhan berantai Mbah Slamet
Kekinian, Mbah Slamet kembali melakukan tindak pidana. Kasus yang menyeretnya tidak main-main yakni pembunuhan berantai.
Baca Juga: CEK FAKTA: Pesulap Merah Kuliti Kesaktian Ibu Ida Dayak, Ternyata Main Trik Dukun
Dengan modus dukun penggandaan uang, Mbah Slamet telah menghabisi nyawa 12 korbannya. Kabibdhumas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan jasad korban ditemukan di tempat yang ditunjukkan oleh Mbah Slamet sendiri.
Belasan mayat pembunuhan berantai itu ditemukan dalam sudah tinggal tulang dan tengkorak. Para korban itu diperkirakan sudah 6 bulan lalu dikubur. Tim Disaster Victim Identification (DVI) pun diterjunkan untuk mengetahui pasti umur jasad para korban.
Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng Kombes Sumy Hastry Purwanti mengungkap bahwa 9 dari 12 jasad korban telah diperiksa tim forensik Bidokkes Polda Jawa Tengah. Dari 9 korban itu, 6 di antaranya laki-laki dan 3 lainnya perempuan.
Para korban meninggal sekitar 6 bulan hingga 24 bulan yang lalu menurut dugaan sementara. Sementara itu mereka berusia antara 25 tahun sampai 50 tahun.
Kepolisian juga menambahkan bahwa para korban meninggal karena racun. Namun untuk jenis racun yang digunakan Mbah Slamet untuk menghabisi nyawa para korban, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium forensik.
Kontributor : Trias Rohmadoni