Absen Saat Jokowi Kumpul dengan Lima Ketum Parpol, PDIP Tak Merasa Ditinggalkan

Senin, 03 April 2023 | 14:31 WIB
Absen Saat Jokowi Kumpul dengan Lima Ketum Parpol, PDIP Tak Merasa Ditinggalkan
Ketua DPP PDIP Said Abdullah. [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PDI Perjuangan tidak merasa ditinggalkan hanya karena absen dalam acara Silaturahmi Ramadhan antara ketua umum partai bersama Presiden Joko Widodo di DPP PAN pada Minggu kemarin.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan bahwa mereka tidak merasa ditinggal, pasalnya PDIP memang turut diundang dalam pertemuan itu.

"Tidak ada yang meninggalkan PDIP karena faktanya PDIP diundang kok. Jadi jangan lah bahasa-bahasa, kami itu selalu memandang itu dengan kacamata positif," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Menurut Said pertemuan antara Jokowi dan ketum-ketum parpol di koalisi pemerintahan itu bernuansa positif. Dia pun menjelaskan ketidakhadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri maupun perwakilan dari partai.

Baca Juga: Cek Fakta: Aparat Berhasil Jemput Paksa Arteria Dahlan, Benarkah?

"Pertemuannya positif, kami tidak hadir karena memang tidak di tempat dan itu diumumkan oleh ketua umum. Kenapa kami harus bersikap minor? Hal positif itu," ujar Said.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan selaku tuan rumah menyampaikan sebab Megawati dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh tidak hadir.

"Mbak Mega dan Bang Surya lagi keluar negeri," ujar Zulhas.

PDIP Absen Acara PAN

Direktur Eksekutif Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat banyak kemungkinan terjadi di balik absennya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri maupun perwakilannya dalam acara Silaturahmi Ramadhan yang digelar DPP PAN, Minggu kemarin.

Baca Juga: Batalnya Piala Dunia U-20 Sita Perhatian Presiden Joko Widodo: Aduh Pusing Saya

Pasalnya acara yang dihadiri Presiden Jokowi itu sejatinya menghadirkan pula para ketua umum partai di koalisi pemerintah. Tetapi lantaran ketidakhadiran Megawati dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh, pertemuan itu terkesan pertemuan antara Jokowi dan dua koalisi, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Mengingat para ketua umum yang hadir adalah para ketua umum di dua partai koalisi tersebut.

Menakar absennya PDIP, Dedi melihat ada sebab dua hal politis. Pertama, pertemuan itu membahas PDIP terkait penolakannya pada peserta Israel di Piala Dunia U20. Di mana program itu potensial menjadi harapan unggulan Jokowi untuk menguatkan simpati publik yang dalam gelaran internasional.

"Masih terasa sisa keberhasilan Formula E yang digelar Anies Baswedan melalui Pemprov DKI Jakarta, terlebih gelaran Superboat di Toba juga tidak begitu kuat gaungnya. Sehingga, PDIP menjadi pembahasan tentu karena faktor kadernya menolak cukup kuat," tutur Dedi dihubungi, Senin (3/4).

Sebab kedua, absennya PDIP dalam pertemuan ketum parpol dengan presiden itu menunjukkan perkembangan konflik internal antara Jokowi dan PDIP yang masih berlanjut.

Jokowi dianggap ingin melepaskan pengaruh Megawati dan PDIP perihal arah dukungan politik ke depan.

"Meskipun beberapa waktu lalu sempat menemui Megawati dan Puan Maharani, bisa saja Jokowi masih enggan patuh pada PDIP utamanya terkait arah dukungan politik 2024. Ditambah dengan absen ya Nasdem maka menguatkan dugaan jika pertemuan itu memungkinkan membahas soal sikap PDIP dan imbas ke Pemilu 2024," kata Dedi.

Dedi menilai pernyataan Jokowi yang berujar tidak perlu saling menyalahkan dalam pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah tidak terlepas dari penolakan PDIP atas Timnas Israel. Menurut Dedi sikap Jokowi bisa saja berbeda apabila penolakan itu datang dari NasDem, yang kini sudah membentuk Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS.

"Karena tentu kelompok penolakan ada pada pihaknya, andai kelompok menolak di wilayah koalisi NasDem, sangat mungkin Jokowi memprovokasi publik untuk mengekspresikan kekecewaan secara mengemuka," kata Dedi.

Absennya Megawati

Selain tanpa kehadiran petinggi Partai NasDem, perwakilan dari PDIP juga tak hadir dalam acara Silaturahmi Ramadhan di kantor DPP PAN pada Minggu kemarin. Silaturahmi itu dihadiri Presiden Jokowi sekaligus para ketum parpol di koalisi pemerintahan.

Pantauan jurnalis Suara.com di kantor DPP PAN, Jalan Warung Buncit Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu siang, sejumlah petinggi parpol koalisi pemerintah tampak hadir di lokasi.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas terlihat pertama kali, disusul kedatangan Plt Ketum PPP Mardiono sekitar pukul 10.34 WIB. Tak lama kemudian, hadir Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Lalu pukul 10.45 WIB giliran Sekjen Gerindra Ahmad Muzani muncul.

Berselang kemudian, Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang datang ke acara. Lalu pada pukul 11.16 WIB, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga hadir mengikuti rangkaian acara.

Hingga kemudian, tiba Presiden Jokowi dengan pengawalan pada pukul 11.28 WIB. Hingga mereka berkumpul dan salat Zuhur berjamaah, tak terlihat petinggi dari PDIP maupun NasDem. Padahal diketahui mereka menjadi salah satu partai pendukung Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengatakan, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memang tidak bisa hadir di acara itu.

"Enam (parpol), karena Bu Mega ada di Jepang atau lagi di luar negeri nggak tahu. Saya nggak tahu diwakilin apa nggak, tapi ini karena pertemuan setingkat ketum parpol. Diwakili atau nggak saya nggak tahu," ujar Yandri di DPP PAN.

Sementara terkait tidak adanya petinggi NasDem, Yandri mengakui partai besutan Surya Paloh memang tak diundang. Meski demikian ia tak merinci alasan kenapa tak mengundang NasDem, padahal masih termasuk dalam koalisi pemerintah Jokowi.

"Alasannya, alasannya mungkin teman-teman sudah tahu kali ya," kata Yandri.

Yandri kemudian menyinggung soal restu Presiden Jokowi.

"Ya, nggak tahu. Pertimbangannya itu kan ini pertemuan yang dirancang oleh beberapa ketum parpol tentu atas restu Pak Presiden kan, itu yang diundang," ujar Yandri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI