6 Fakta Curhatan Pilu PMI Karawang Jadi Budak di Suriah: Dijual Berkali-kali, Nihil Pertolongan

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 01 April 2023 | 16:32 WIB
6 Fakta Curhatan Pilu PMI Karawang Jadi Budak di Suriah: Dijual Berkali-kali, Nihil Pertolongan
Ilustrasi Perbudakan. [pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dede Asiah Awing Omo (37) yang merupakan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Karawang diduga menjadi korban perdagangan manusia. Ia menjadi korban perbudakan dan dijual berkali-kali di Suriah.

Kisahnya menjadi viral setelah Dede mempublikasikan video curhatannya melalui media sosial.

Berkenaan dengan hal tersebut, berikut sederet fakta pilu PMI Karawang cerita jadi budak di Suriah.

Dapat tawaran jadi PMI, berakhir dibuang ke Suriah

Baca Juga: Mgdalenaf Mengeluh Food Vlogger Tak Dijamu Owner Resto, Netizen: Kalau Makan Itu Bayar

Dede Asiah menceritakan mimpi buruk ini bermula saat dirinya menerima tawaran pekerjaan dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja untuk menjadi PMI. Tawaran gaji besar itu membuatnya tergiur dan ingin berangkat.

Disebutkan Dede, perusahaan itu menawari gaji 600 dollar per bulan di Turki. Akhirnya, Dede memutuskan menerima tawaran itu dan berangkat ke Istabul, Tuki.

Naas, setelah mendarat ke Istanbul, Dede mengaku dirinya malah dibuang ke Suriah. Hal tersebut dikatakan lewat video yang kini viral.

"Awalnya saya diiming-imingin kerja di Turki dengan gaji 600 dollar. Tapi setelah mendarat di Istanbul, saya malah dibuang ke Suriah," jela Dede dalam video tersebut.

Ikuti arahan perusahaan usai dibuang, malah dijual tanpa sepengetahuan

Baca Juga: Selia Jangan Permainkan Hati Pria! Dibuat Remuk Tahu Rasa! Begini Cewek Terciduk Selingkuh Mohon-Mohon Gak Mau Diputusin

Dalam keadaan yang jauh dari kampung halamannya lebih dari 1,461 kilometer, Dede pun tidak dapat melakukan apapun. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti arahan perusahaan yang menaunginya.

Namun, Dede justru dijual oleh perusahaan tersebut sebesar 120.000 USD atau sekitar Rp 1.796.238.000 (Rp 1,7 miliar). Dalam kondisi itu, Dede pun wajib mengabdi selama empat tahun kepada seorang majikan.

Dede sendiri tidak mengetahu dirinya sudah dijual oleh perusahaan yang dipercayainya. Ia mengaku baru pertama kali mengetahui situasinya, setelah majikan di Suriah memberitahunya untuk bekerja selama 4 tahun karena 'harganya' mahal.

Sempat diistirahatkan karena sakit, lalu dipaksa kerja lagi 

Setelah menerima informasi tersebut dari sang majikan, Dede pun berusaha sabar menerima nasibnya. Namun, kini Dede tidak kuat lagi karena perutnya sakit pasca melakukan operasi caesar dan pekerjaannya sangat berat.

Ia mengaku perutnya kerap merasakan sakit. Pernah dirinya sampai dipulangkan dari kantor dan diistirahatkan selama dua minggu. Namun begitu kondisinya membaik, ia langsung dijual lagi.

Dede melanjutkan, ia kembali merasakan sakit perut karena beratnya pekerjaan yang harus dipikulnya. Bagaimana tidak, setiap hari ia baru bisa tidur jam 2 pagi dan dipaksa bekerja kembali mulai pukul 6 pagi.

Ajukan laporan ke Dubes RI, tapi tidak ditindaklanjuti

Dede yang sudah tidak kuat merasakan kehidupannya, memutuskan melaporkan situasinya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Arab Suriah di Damaskus.

Miris, laporan yang diajukannya itu tidak ditanggapi pihak Kedutaan Besar RI. Alhasil, Dede harus kembali menjadi budak dan terus terjebak dengan situasinya. Ia mengaku sangat kebingungan karena tidak tahun harus meminta bantuan siapa.

Minta tolong Polres Karawang, tidak ada bantuan

Sang suami yang berada di Indonesia, kata Dede, sudah berusaha melapor dan meminta bantuan ke Polres Karawang.. Namun, upaya mencari pertolongan yang dilakukan suaminya tidak membuahkan hasil.

Padahal, suami Dede itu sudah mengeluarkan banyak uang untuk bolak-balik ke Polres Karawang sampai meminta bantuan sejumlah pihak. Tetapi, tidak ada satu pihak pun yang membantu untuk memulangkan Dede.

Ditanggapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kepulangan diproses

Setelah video curhatannya viral, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang pun berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Ketenagakerjaan. Mereka langsung menyatakan siap membantu kepulangan.

PMI Dede Asiah sendiri disebut pergi sebagai PMI secara non prosedural dengan memalsukan data dan alamatnya. Meski demikian, pemerintah menyatakan tetap berupaya memulangkan Dede Asiah.

Dugaan tindak pidana perdagangan orang ini pun sedang ditangani oleh Polres Karawang. Sedangkan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak kini mendatangi suami Dede Asiah.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI