Suara.com - Suara takbir menggema, saat masyarakat tengah menunaikan ibadah salat Magrib, di Masjid Ibadurrahman, Dukuh Wates, Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Mereka khusyuk menjalankan ibadah berjamaah, di masjid yang baru saja selesai direnovasi secara total ini.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menggandeng Baznas Jateng mewujudkan mimpi masyarakat setempat untuk bisa memiliki bangunan masjid yang layak. Dengan bantuan senilai Rp70 juta, masjid yang sebelumnya mengalami banyak kerusakan, kini telah diperbaiki secara total.
Sebelum direnovasi, masjid yang dibangun pada 1997 ini telah banyak mengalami kerusakan. Selama hampir 25 tahun, belum pernah dilakukan renovasi sama sekali. Selain banyak bangunan yang sudah rusak, sebelum direnovasi masjid ini sempit dan tak bisa menampung jemaah ketika salat berjamaah.
Ketua Takmir Masjid Ibadurrahman, Yatno mengatakan, setelah direnovasi kondisi bangunan masjid sekarang jauh lebih bagus dan lebih layak. Masyarakat Dukuh Wates kini bisa memanfaatkan masjid untuk berbagai kegiatan keagamaan dengan lebih nyaman.
Baca Juga: Gubernur Ganjar Komitmen Turunkan Angka Stunting dengan Prioritaskan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
"Masjid sekarang, tidak bisa saya bayangkan. Karena saya syukur kepada Allah SWT, bahwa masjid ini lebih dari apa yang diduga masyarakat, dan juga takmir. Sampai ada yang menitikkan air mata karena kagum," kata Yatno, ditemui di Masjid Ibadurrahman, Rabu (29/3/2023) malam.
Dia mewakili jemaah masjid, berterima kasih kepada Baznas dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang telah mewujudkan impian masyarakat Dukuh Wates. Berkat bantuan tersebut, masjid yang sehari-hari digunakan untuk beribadah ini bisa dibangun lebih megah.
"Mungkin kalau enggak ada semangat dari Pak Ganjar, kemungkinan masjid ini masih seperti itu-itu saja. Tapi Alhamdulilah, ada bantuan dari Pak Ganjar. Mudah-mudahan Pak Ganjar tambah teman, tambah paseduluran. Semoga apa yang diharapkan Pak Ganjar bisa lancar, bisa semangat, bisa sukses," ujarnya.
Dia menuturkan, saat Gubernur Ganjar datang melihat kondisi masjid kali pertama, memang keadaan fisik atau bangunan masjid sudah rusak. Antara lain, atap masjid mengalami bocor, dinding retak dan lapuk, tempat wudu juga tak nyaman. Bahkan, saat hujan deras selain terjadi kebocoran air, juga kadang terjadi korsleting listrik.
"Kalau kemarin sebelum dibangun. Belum ada dana dari Pak Gubernur Ganjar, jemaah itu agak mengkhawatirkan. Kalau hujan deras dan angin, mbah yang sepuh-sepuh itu mau salat saja agak ragu, akhirnya salat di rumah," bebernya.
Baca Juga: Bersama Menpan-RB, Gubernur Ganjar Resmikan 7 Mal Pelayanan Publik di Sragen
Sebelum dibangun, masjid ini memiliki luas sekitar 7 meter x 7 meter dan lebar halaman depan masjid sekitar 2 meter. Setelah direnovasi, luas bangunan masjid dan halaman depan masjid menjadi sekitar 10 meter x 10 meter.
"Pak Ganjar ke sini, Alhamdulilah, warga senang, semangat karena ada harapan. Akhirnya warga senang dan banyak warga yang termotivasi untuk ikut membantu . Ada yang membantu kayu, uang, tenaga, dan makanan," kenangnya.
Hingga akhirnya, dana yang terkumpul termasuk dari Gubernur dan Baznas total berjumlah sekitar Rp 275 juta. Tidak hanya itu, warga juga membantu dengan menyumbang sebanyak 300 sak semen, hebel, dan lainnya.
Adapun pelaksanaan pembangunan masjid dilakukan secara gotong-royong. Dibutuhkan waktu sekitar 120 hari untuk merenovasi masjid ini. Meski belum maksimal, namun bangunan masjid sudah tampak lebih megah. Masjid ini dilengkapi fasilitas tempat wudhu, toilet, tempat salat,hingga halaman parkir yang luas.
Setelah direnovasi, masyarakat menjadi lebih bersemangat untuk beribadah ke masjid. Tidak hanya salat berjamaah, warga kini juga lebih rajin mengaji di masjid.
Seorang jemaah masjid, Yuliana Ani Yukiyah, mengatakan sebelum direnovasi kondisi masjid sangat memprihatinkan. Saat hujan,terjadi bocor di mana-mana. Selain itu, saat salat berjamaah, setiap kali sujud kaki jemaah laki-laki hampir mengenai jemaah perempuan, karena ruangan terlalu sempit.
"Sekarang sangat bersyukur dan bangga atas kepedulian Pak Ganjar. Semoga kebaikan Bapak membawa manfaat untuk masjid kami. Semoga ke depannya diberi kemudahan, kelancaran semuanya. Sangat senang bersyukur sekali," tuturnya.
Bangunan masjid yang baru direnovasi juga membuat jemaah lebih bersemangat dan lebih nyaman dalam beribadah. Ibu dan anak-anak, bisa belajar Alquran bersama di masjid. "Ini sudah bagus. Pokoknya terima kasih enggak bisa berkata. Sangat senang ibu-ibu belajar Alquran. Ada yang iqra, ada yang Alquran," tuturnya.
Jemaah lain, Sukarmi mengatakan sebelum direnovasi masjid selalu bocor ketika hujan deras. Perempuan 63 tahun ini pun memilih salat di rumah saat musim hujan. Kini, dengan adanya dukungan Gubernur Ganjar dan para donatur, masjid di dekat rumahnya ini bisa berdiri dengan lebih megah.
"Mudah-mudahan bisa krasan salat di sini. Saat pembangunan, warga bantu makanan, tenaga, semuanya. Masjid megah, anak-anak TPA dulu sedikit, sekarang banyak. Sebelum Pak Ganjar datang, masjid bocor. Terima kasih pak Ganjar. Masjid megah. Ibu ibu bisa belajar ngaji sudah terbuka pikirannya. Kamar mandi juga sudah bersih," terangnya.
Hal senada juga dikatakan Giyanto. Jemaah Masjid Ibadurrahman ini mengatakan, kondisi masjid saat ini jauh lebih bagus sehingga warga lebih bersemangat salat berjamaah. Hal ini jauh berbeda, ketika masjid masih dalam keadaan rusak.
"Dulu di Sedayu, masjid ini paling jelek sendiri. Tempatnya kayak musala. Ingin nangis kalau ingat masjid yang dulu, trenyuh. Mboten nyono (tidak menyangka) bisa bangun seperti sekarang ini," ungkapnya.
Dia mengenang, dulu masyarakat kerap tidak kebagian tempat saat salat berjamaah, karena keterbatasan ruangan. Termasuk dia sendiri. Bahkan, jemaah perempuan sering membeludak hingga harus menggelar alas di halaman agar bisa ikut salat berjamaah. Sekarang masjid sudah lebih luas, sehingga dia dan warga lainnya bisa beribadah dengan nyaman.
"Dulu, pas Ramadan, masyarakat sini masyarakat perantauan. Kalau pas Ramadan, masjid penuh. Jadi tidak kebagian tempat. Pengalamannya di situ. Sekarang lebih nyaman," ucapnya.
"Saya ucapkan terima kasih Pak Ganjar, sudah bantu materi. Umpama tidak dibantu, swadaya masyarakat mungkin kurang. Maturnuwun sanget, Pak Ganjar sudah bantu pembangunan masjid, walaupun belum 100 persen selesai," pungkasnya.
Untuk diketahui, sejak 2014 Baznas Jateng telah mengalirkan bantuan untuk pembangunan masjid sebanyak 665 unit, dan musala sebanyak 319 unit. Bantuan pembangunan masjid dan musala tersebut mayoritas dilakukan di Jawa Tengah dan sebagian di luar Jawa Tengah.