Suara.com - FIFA telah mengumumkan Piala Dunia U-20 2023 batal diselenggarakan di Indonesia. Kabar dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah resmi disiarkan oleh FIFA secara global lewat laman resminya, pada Rabu (29/3/2923) waktu setempat.
Berikut timeline Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2019 hingga batal tahun 2023:
2019: Indonesia dipilih menjadi tuan rumah
Presiden FIFA Gianni Infantino sendiri yang mengumkan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah dalam acara FIFA Council Meeting yang digelar di Shanghai, China, pada 24 November 2019.
Indonesia berhasil terpilih menjadi tuan rumah adalah hasil persaingan dengan Brasil dan juga Peru. Dalam prosesnya, pemerintah menyatakan komitmennya bahwa Indonesia siap menyokong keberhasilan Piala Dunia U-20.
Pada saat itu, terdapat sebanyak 10 stadion yang telah disiapkan oleh Indonesia. Berdasarkan pertimbangan dari induk sepak bola dunia tersebut, terpilihlah sebanyak enam stadion yang dianggap telah memenuhi kualifikasi untuk menggelar Piala Dunia U-20, di antaranya yaitu:
- Stadion Jakabaring yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan
- Stadion Utama Gelora Bung Karno yang terletak di DKI Jakarta
- Stadion Si Jalak Harupat yang terletak di Bandung, Jawa Barat
- Stadion Manahan yang terletak di Solo, Jawa Tengah
- Stadion Gelora Bung Karno yang terletak di Surabaya, Jawa Timur
- Stadion Kapten I Wayan Dipta yang terletak di Gianyar, Bali
Juni 2022: Israel berhasil lolos Piala Dunia U-20
Pada akhir Juni, tepatnya 25 Juni 2022, Israel berhasil lolos di Piala Dunia U-20 2023 setelah Serbia tunduk 2-3 dari Austria. Berdasarkan dari hasil Piala Eropa U-19 2022, Israel berhasil menembus Piala Dunia U-20 dengan status runner up Grup B.
Adanya timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 memang sempat mengundang kontroversi. Namun, Ketua Umum PSSI pada saat itu, Mochamad Iriawan, Israel bisa bermain di Tanah Air karena dijamin oleh pemerintah.
Baca Juga: Bukan Karena Israel! U-20 FIFA World Cup 2023 di Indonesia Gagal Dilaksanakan Karena Ini
Tidak hanya Iwan Bule, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) kala itu, Zainudin Amali, juga menjamin hal yang serupa. Bahkan, Zainudin Amali meminta kepada masyarakat Indonesia untuk memisahkan antara urusan politik dan kepentingan olahraga.