Suara.com - Benny K Harman selaku Anggota Komisi III DPR RI menyebut Mahfud MD hanya cari panggung politik di balik temuan transaksi janggal RP 349 triliun.
Benny menyampaikan tudingan itu atas perbedaan penjelasan Mahfud MD dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Politisi Demokrat itu menilai Mahfud MD lebih baik memanggil Sri Mulyani untuk menelusurinya alih-alih membeberkan hal tersebut ke publik.
Berdasarkan UU KIP, Benny memahami pejabat publik haruslah terbuka ke publik, tetapi persoalan yang diumumkan haruslah sudah jelas dan tepat. Benny juga mengatakan seharusnya pejabat tidak menyampaikan isu yang tidak jelas asalnya dan belum ada pembahasan.
"Pejabat tidak boleh menyampaikan kepada publik isu yang tidak jelas asal-usulnya atau masalah yang belum ada pembahasan, belum ada pembicaraan, belum ada penyelesaian. Jadi yang disampaikan ke publik adalah informasi publik yang sudah digodok, dan sudah matang, itu yang ada di UU KIP," jelas Benny saat menjalani rapat di Gedung DPR RI bersama Mahfud MD di Jakarta, Rabu (29/3).
Baca Juga: Rekam Jejak Akademis Mahfud MD: Sudah Cicipi Dunia Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
Berkenaan dengan hal itu, berikut sepak terjang Benny K Harman yang duga mahfud MD cari panggung politik dengan temuan 349 Triliun.
Benny Kabur Harman adalah politisi yang lahir pada 19 September 1962 di Satarmese, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kini, ia berusia 60 tahun.
Pendidikan Benny mulai dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas berada di Flores. Kemudian Benny melanjutkan studinya di bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Tak hanya jenjang sarjana, Benny melanjutkan pendidikannya di jenjang magister Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kemudian Benny juga mengenyam jenjang pendidikan doktor di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Selama itu, Benny juga menjajaki dunia kerja dan aktif dalam kegiatan organisasi. Benny mendirikan sekaligus menjadi Direktur Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia. Tak hanya itu, Benny turut mendirikan Center for information and Economic Law Studies (CINLES).
Baca Juga: Johan Budi Ingatkan Mahfud MD Tak Debat di Luar, Ini Menteri yang Pernah Dicopot Jokowi karena Gaduh
Karir politiknya dimulai ketika bergabung dengan Partai Keadilan dan Persatuan. Kemudian lolos ke Senayan pada 2004 hingga 2009. Selanjutnya, Benny pindah ke Partai Demokrat hingga kini.
Benny sempat mengajukan diri sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT bersama Alfred M Kase pada 2008. Namun gagal dan Benny pun mencoba lagi dengan Willem Nope pada 2013. Meskipun gagal lagi, Benny mengajukan diri lagi pada 2018 bersama Benny Alexander Litelnoni, tetapi masih belum memperoleh jabatan itu.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma