Suara.com - Rusia mengecam usulan Komite Olimpiade Internasional (IOC) terkait partisipasi atlet Rusia dan Belarus dalam kompetisi-kompetisi internasional.
Ketua Komite Olimpiade Rusia Stanislav Pozdnyakov menyebut keputusan IOC dalam mengizinkan atlet bertanding dengan status atlet netral perseorangan adalah melanggar hak asasi manusia.
"Parameter yang disuarakan benar-benar tidak dapat diterima. Status netral adalah pelanggaran hak asasi manusia, sebagaimana yang disebutkan oleh seorang spesialis dari PBB. Kami menganggap kondisi yang diusulkan tidak masuk akal, tidak berkekuatan hukum, dan berlebihan. Kami sangat tidak setuju dengan tindakan prosedur anti-doping terhadap atlet Rusia," kata Pozdnyakov, Rabu (29/3/2023).
IOC mengusulkan agar federasi-federasi olahraga internasional melarang atlet Rusia dan Belarus ikut serta dalam kompetisi beregu atau menggunakan bendera nasional, menyanyikan lagu kebangsaan, atau simbol lainnya.
Baca Juga: Berani Hukum Rusia, Mengapa FIFA Tak Larang Israel Ikut Piala Dunia U-20?
Dalam usulan terkait, IOC juga akan melarang atlet yang aktif mendukung perang di Ukraina atau yang dipekerjakan sebagai personel militer Rusia atau Belarus atau badan-badan keamanan nasionalnya.
Rekomendasi IOC menyatakan solidaritas kepada Ukraina. Tuntutan Kiev untuk mengecualikan atlet Rusia dan Belarus disebut telah mempertimbangkan 70 konflik bersenjata dan perang yang sedang berlangsung di seluruh dunia, termasuk situasi di Timur Tengah, Tanduk Afrika, dan Kaukasus selatan.
Sementara, Pozdnyakov mengatakan Rusia menuntut kesetaraan untuk semua negara.
Meski ada rekomendasi dari IOC, keputusan akhir mengenai partisipasi atlet Rusia dan Belarus tetap diputuskan oleh masing-masing federasi internasional cabang olahraga.
Sebelumnya telah diwartakan, IOC menjatuhkan sanksi larangan tampil kepada atlet Rusia dan Belarus dari berbagai kompetisi internasional sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu.
Baca Juga: Indonesia Bisa Senasib dengan Timnas Israel jika Piala Dunia U-20 Digelar Di Sini