Warganet lain menilai bahwa solusi tersebut justru mempersulit Indonesia.
"Malah nyusain dan ngeribetin negara sendiri. Yakin deh misal kalau Indonesia nolak Israel gak akan ngaruh apa-apa ke kedua negara itu, dampaknya cuma ke Indonesia aja (dibanned FIFA). Israel mah masih tetap main di World Cup, Palestina tetap main di Piala Asia, sementara Indonesia? " sindir warganet lainnya.
Warganet lainnya menilai bahwa MUI tak mampu melihat inti permasalahannya yakni perpolitikan yang dibawa ke ranah sepak bola.
Warganet tersebut juga menyarankan untuk mengesampingkan nafsu politik dan menerima Israel sebagai peserta tanpa harus berpusing terkait dengan imbas diplomatisnya.
"Problematik banget dah, padahal tinggal diterima, kesampingin dulu perpolitikan yang bikin keruh sepak bola. Ini Indonesia lagi pengen maju di sepak bola," timpal warganet lain.
Pengguna Twitter lainnya bahkan sampai menyarankan perhelatan tersebut diselenggarakan di Papua, sebab ia menilai masyarakat di sana tidak memiliki sentimen negatif ke Israel.
Warganet ini juga menilai bahwa langkah tersebut juga sekaligus sebagai upaya pemerataan agar tak semua kegiatan besar berpusat di Pulau Jawa.
"Kenapa ga di Papua aja? Toh orang Papua juga gak bakal nolak Israel, bagus juga biar pemerataan ga Jawa sentris," saran warganet.
Kontributor : Armand Ilham